Semarang, Idola 92,6 FM – Pemkot Salatiga membuat gerakan inspiratif, yaitu Gerakan Sehari Tanpa Nasi. Gerakan tersebut mendapat apresiasi dari Pemprov Jawa Tengah, dan bisa menjadi diversifikasi pangan di tengah pandemi sekarang ini.
Gubernur Ganjar Pranowo mengatakan mengurangi makan nasi, maka mengajarkan masyarakat tidak bergantung pada komoditas beras. Sehingga, bisa mengarahkan masyarakat untuk mencari variasi pengganti nasi sebagai makanan pokok.
Ganjar menjelaskan, gerakan yang dilakukan Pemkot Salatiga layak didukung dan ditiru kabupaten/kota lainnya di Jateng. Hanya saja, gerakan itu harus diterapkan secara bertahap mengingat karakter orang Jawa sudah terbiasa makan nasi sebagai makanan pokok.
“Ya engga papa, boleh saja. Sehari enggak pakai nasi boleh. Mungkin memang pengen ngurangi nasi, sehingga ada diversifikasi pangan. Yang kedua, kan nasi banyak gulanya. Padahal, orang yang punya potensi gula dan darah tinggi ini dua yang biasanya dari data meninggal itu komorbit. Itu yang bahaya. Saya kira, ada baiknya juga itu biar orang juga tidak tergantung nasi,” kata Ganjar, Jumat (7/8).
Lebih lanjut Ganjar menjelaskan, masyarakat diharapkan bisa mendukung adanya upaya diversifikasi pangan yang dilakukan pemerintah untuk mengurangi ketergantungan terhadap beras. Sehingga, kebutuhan karbohidrat bisa dipenuhi dari sumber pangan lainnya yang terdapat di Jateng.
“Ada jagung, ketela dan umbi-umbian lain yang kaya karbohidrat tapi rendah gula,” jelasnya.
Diketahui, Wali Kota Salatiga Yulianto membuat edaran tentang Gerakan Sehari Tanpa Nasi. Masyarakat Salatiga diminta mengonsumsi makanan pangan lokal selain beras, minimal sehari dalam sebulan. (Bud)