Semarang, Idola 92.6 FM – Kalau dalam kehidupan sehari-hari ada pepatah yang berbunyi: “Berakit-rakit ke hulu berenang-renang ke tepian; Bersakit-sakit Dahulu, bersenang-senang kemudian”. Dalam penanganan Covid-19 ini, pemerintah juga dianjurkan agar: “Bereskan dulu virusnya, baru pacu ekonomi kemudian!” Anjuran yang sedikit-banyak menggambarkan kondisi dan dilema yang kita hadapi saat ini.
Awalnya, aspek kesehatan menjadi prioritas. Hal itu sesuai dengan saran dan masukan para juru wabah dan para akademisi. Maka, Pembatasan Sosial Berskala Besar—sebagai upaya memutus rantai penularan virus Corona―pun diberlakukan. Akibatnya, roda perekonomian jadi melambat dan aktivitas belanja pun anjlog. Kondisi itulah yang mendorong perekonomian kita kini berada di pinggir jurang resesi.
Merespons keadaan itu, pemerintah membuat kebijakan baru dengan membentuk Tim Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (Komite PC-PEN). Harapannya, agar penanganan aspek kesehatan bisa berjalan simultan dengan upaya pertumbuhan ekonomi.
Namun faktanya, hasilnya belum sesuai dengan harapan. Selain tim yang disiapkan masih kedodoran, tren jumlah orang yang positif Corona, justru semakin meroket. Ditambah lagi dengan munculnya cluster penyebaran baru di beberapa tempat. Di satu sisi, roda perekonomian masih tetap saja lamban bergerak, ke-efetifan penanganan virus corona pun tak menunjukkan hasil.
Di tengah situasi yang serba tak menentu ini, sejumlah kalangan mendesak agar pemerintah tidak hanya sibuk mengurusi organisasi-birokrasi, melainkan fokus pada pengendalian virus. Termutakhir, pemerintah justru mengutak-atik struktur organisasi Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, ketimbang fokus mengatasi masalah kesehatan. Akibatnya, problem kesehatan tak kunjung teratasi, kondisi perekonomian pun sulit pulih lagi.
Lantas, dalam situasi ini, langkah cepat dan tepat seperti apa yang mestinya diambil pemerintah—sembari menunggu pengembangan vaksin Covid-19? Jika memang pengendalian virus mesti diutamakan ketimbang memacu perekonomian maka, bagaimana mengakselerasi upaya pengendalian Covid-19?
Guna menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, radio Idola Semarang berdiskusi dengan beberapa narasumber, yakni: Tauhid Ahmad (Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF); Dedie A Rachim (Wakil Wali Kota Bogor); Tri Yunis Miko Wahyono (Ahli Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia); dan dr Hermawan Saputra (Satgas Covid-19 dari Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia). (Andi Odang/her)
Berikut podcast diskusinya:
Listen to 2020-08-31 Topik Idola – Tauhid Ahmad – Seberapa Mungkin Kita Mengikuti Anjuran: Rem Virus Dulu, Baru Pacu Ekonomi Kemudian? byRadio Idola Semarang on hearthis.at
Listen to 2020-08-31 Topik Idola – Tauhid Ahmad – Seberapa Mungkin Kita Mengikuti Anjuran: Rem Virus Dulu, Baru Pacu Ekonomi Kemudian? byRadio Idola Semarang on hearthis.at
Listen to 2020-08-31 Topik Idola – Dedie A. Rachim – Seberapa Mungkin Kita Mengikuti Anjuran: Rem Virus Dulu, Baru Pacu Ekonomi Kemudian? byRadio Idola Semarang on hearthis.at
Listen to 2020-08-31 Topik Idola – Dedie A. Rachim – Seberapa Mungkin Kita Mengikuti Anjuran: Rem Virus Dulu, Baru Pacu Ekonomi Kemudian? byRadio Idola Semarang on hearthis.at
Listen to 2020-08-31 Topik Idola – Tri Yunis Miko Wahyono – Seberapa Mungkin Kita Mengikuti Anjuran: Rem Virus Dulu, Baru Pacu Ekonomi Kemudian? byRadio Idola Semarang on hearthis.at
Listen to 2020-08-31 Topik Idola – Tri Yunis Miko Wahyono – Seberapa Mungkin Kita Mengikuti Anjuran: Rem Virus Dulu, Baru Pacu Ekonomi Kemudian? byRadio Idola Semarang on hearthis.at
Listen to 2020-08-31 Topik Idola – Dr Hermawan Saputra – Seberapa Mungkin Kita Mengikuti Anjuran: Rem Virus Dulu, Baru Pacu Ekonomi Kemudian? byRadio Idola Semarang on hearthis.at
Listen to 2020-08-31 Topik Idola – Dr Hermawan Saputra – Seberapa Mungkin Kita Mengikuti Anjuran: Rem Virus Dulu, Baru Pacu Ekonomi Kemudian? byRadio Idola Semarang on hearthis.at