Semarang, Idola 92,6 FM – DP3AKB Jawa Tengah berupaya melindungi anak-anak santri dari paparan COVID-19, yakni dengan menerapkan protokol kesehatan di pondok pesantren. Sehingga, di Jateng juga dikenal adanya program Jogo Santri.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk Jawa Tengah Retno Sudewi mengatakan dengan program Jogo Santri itu, maka setiap pondok pesantren membentuk satuan tugas dan membuat ketahanan pangan untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari selama masa pandemi.
Dewi menjelaskan, melalui peringatan Hari Santri Nasional di masa pandemi ini mengajak para santri di Jateng berpartisipasi menangkal penyebaran dan penularan virus Korona. Yakni dengan menyediakan sarana prasarana, untuk pencegahan penyebaran COVID-19.
“Pada perjalanannya keberadaan pondok pesantren telah banyak memberikan kontribusi besar, terhadap negara kita dan terutama di Jawa Tengah. Para santri yang menjadi garda atau pelopor, bisa menangkal dan mengatasi sebatas kewenangan dan kemampuannya. Baik di lingkungan pondok pesantren, maupun di lingkungan sosial masyarakat pada umumnya,” kata Dewi di sela diskusi dengan tema “Santri Sehat Indonesia Kuat” “Jogo Santri di Masa Pandemi COVID-19”, Kamis (22/10).
Sekretaris LPPM Undip Rahayu menambahkan, di masa pandemi ini banyak hal yang harus menjadi perhatian semua pihak. Sehingga, kelompok masyarakat atau lembaga pendidikan wajib melakukan pencegahan penularan COVID-19.
“Bahwa santri memiliki peran yang sangat luar biasa, karena ada jutaan santri di mana pun berada. Mereka menjadi masa depan Indonesia. Jadi, saya melihat anak-anak yang ada di dalam pesantren memiliki peran yang sangat luar biasa,” ujar Rahayu.
Lebih lanjut Rahayu menjelaskan, pihaknya juga terus bekerja sama dan berkoordinasi dengan Pemprov Jateng di dalam penanganan klaster pondok pesantren. (Bud)