Semarang, Idola 92,6 FM – Banjir yang menggenang di kawasan Genuk Kota Semarang beberapa hari kemarin, banyak diakibatkan karena saluran tersumbat sampah. Bahkan, Jalan Raya Kaligawe yang sempat tergenang banjir itu karena pompa tertutup sampah-sampah plastik.
Seorang warga di Padi Raya, Kelurahan Gebangsari, Giyanto mengaku hampir setiap hari selalu membersihkan sampah di saluran air di ujung jalan menuju Kaligawe. Dengan menggunakan tongkat panjang sekira dua meter dengan jaring di ujungnya, sampah-sampah yang terbawa arus diambil dan dimasukkan ke drum.
Giyanto menjelaskan, sampah-sampah yang diambil dari saluran air itu kebanyakan merupakan sampah hasil produksi warung-warung di sepanjang Jalan Padi Raya. Rerata, berupa sampah bungkus plastik dan beberapa daun-daun yang jatuh ke saluran air.
Menurutnya, jika sampah-sampah tidak dibersihkan dikhawatirkan akan menimbulkan bau tidak sedap.
“Kalau kalinya kotor, baunya jadi enggak enak. Sampah-sampahnya biasanya dari warung-warung, sama orang buang sampah sembarangan pas lewat. Tiap hari kalau bersih sampah di saluran air ini, paling satu drum kadang bisa sampai dua drum. Tapi itu tidak tentu. Kebanyakan berupa plastik-plastik,” kata Giyanto, Selasa (14/1).
Sementara, Gubernur Ganjar Pranowo meminta masyarakat ikut merawat sungai maupun saluran air di sekitar tempat tinggalnya. Salah satunya, dengan tidak membuang sampah ke sungai.
Menurutnya, sampah-sampah yang menumpuk di saluran air maupun sungai akan menyumbat dan bisa menyebabkan banjir.
“Ini tidak ada artinya, kalau kita tidak bisa merawat sungai dengan tidak membuang sampah ke sungai. Jadi, kita harapkan masyarakat bareng-bareng membantu. Tadi kita pesankan, jangan buang sampah di sungai agar tidak membikin persoalan baru nantinya yang ada di sungai,” ujar Ganjar.
Ganjar menjelaskan, untuk mengelola sampah di Jateng pihaknya mendapat tawaran bantuan dari Pemerintah Republik Ceko. Yakni dengan teknologi waste to energy, yang selama ini diterapkan di London, Inggris. (Bud)