Semarang, Idola 92,6 FM – Sektor pariwisata yang mulai terdampak dengan penyebaran virus Korona, akan dirasakan juga bagi kalangan perhotelan. Terlebih lagi, bagi hotel-hotel yang bermain di segmen resort atau vila di obyek wisata.
Wakil Ketua PHRI Jawa Tengah Benk Mintosih mengatakan untuk kota-kota wisata, memang pasti akan merasakan dampaknya lebih cepat dari kasus penyebaran virus Korona. Terutama, yang bermain di segmen resort atau vila.
Namun, untuk di Kota Semarang sebagian besar merupakan hotel yang bermain di segmen bisnis atau MICE.
Benk menjelaskan, dampak yang terasa masih penurunan okupansi tahunan karena masa low season pada Maret ini. Kisaran penurunannya, antara 10-20 persen dibanding ketika masuk masa high season.
“Kalau Jawa Tengah sih belum sampai segitu. Turun, tapi kisarannya 10-20 persen, tidak merata. Terutama hotel yang sifatnya resort, pasti berkurang. Kalau hotel-hotel yang di Semarang kan bisnis, belum begitu terlihat. Tapi, kalau yang independen biasanya gampang kena imbasnya. Misalnya kayak tempat. Pokoknya, yang tidak dimanage hotel operator dan berada di lokasi yang tidak menguntungkan akan merasakan dampaknya. Tapi, kalau ini sampai April ya berat,” kata Benk, baru-baru ini.
Lebih lanjut Benk menjelaskan, pemerintah harus memerhatikan keluhan dari kalangan perhotelan. Sehingga, dampak dari penyebaran virus Korona tidak terus meluas.
“Kami juga menyampaikan, pajak dan PLN ditangguhkan dulu. Bukannya kita gak bayar, tapi tangguhkan dulu. Kita kan juga mau jualan bareng di Jawa Tengah. Kalau jual murah, maka pemerintah juga harus memberikan subsidi,” jelasnya.
Benk menyatakan, bila pemerintah tidak ikut memikirkan nasib kalangan perhotelan dikhawatirkan makin terpuruk. Maka, pariwisata juga akan ikut tenggelam. (Bud)