Semarang, Idola 92.6 FM – Kebutuhan rumah dari tahun ke tahun terus meningkat, seiring dengan bertambahnya penduduk di suatu wilayah. Terutama di kota-kota besar di Jawa Tengah, di antaranya Kota Semarang dan Kota Surakarta.
Ketua DPD Real Estat Indonesia (REI) Jateng MR Prijanto mengatakan bertambahnya jumlah penduduk dan banyaknya pasangan baru menikah, memengaruhi kebutuhan rumah di tengah masyarakat. Karena permintaan yang cukup banyak, membuat pengembang kesulitan untuk memenuhi hunian pada saat sekarang ini.
Prijanto menjelaskan, pada tahun kemarin saja kebutuhan rumah di Jateng tercatat 800 ribu unit. Sedangkan pengembang yang sedianya akan membangun sejuta unit rumah tidak bisa terlaksana, karena terganjal dengan ketersediaan lahan perumahan.
Menurutnya, jika kondisi ini terus dibiarkan dan kebutuhan rumah mengalami peningkatan akan berakibat backlog rumah semakin tinggi. Ditambah lagi, adanya pergerakan perpindahan penduduk dari desa ke kota yang juga membutuhkan tempat tinggal.
“Hampir menyeluruh, ya. Makanya bisa kelihatan, bahwa baclog itu tersebar di kota besar maupun di daerah atau kota kecil. Tapi kalau kota kecil atau di daerah, masih bisa teratasi karena lahan masih tersedia. Tapi kalau di Kota Semarang, angka backlognya masih cukup tinggi. Kita dan pemerintah akan terus berupaya, agar kebutuhan masyarakat mengenai rumah bisa terpenuhi,” kata Prijanto, Rabu (8/1).
Prijanto lebih lanjut menjelaskan, para pengembang di Jateng akan bekerja sama dengan pemerintah dalam menyediakan rumah subsidi maupun rumah sewa berupa hunian vertikal.
“Di Semarang kan juga sudah ada beberapa blok atau tower hunian vertikal. Di Kaligawe, Pekunden dan nanti rencananya pemerintah akan membangun rumah sewa di lahan miliknya. Saya lihat pemkot dan pemprov punya tanah kosong, yang bisa dikembangkan untuk rumah sewa,” tandasnya. (Bud)