Semarang, Idola 92,6 FM – Dampak dari penyebaran wabah virus Korona, juga berdampak pada menurunnya pendapatan obyek wisata Grand Maerokoco Semarang. PT PRPP Jateng menyebut, penurunan pendapatan dirasakan hingga 70 persen lebih karena tidak ada jadwal kunjungan wisatawan.
Direktur PT PRPP Titah Listyorini mengatakan pihaknya juga mematuhi imbauan dari pemerintah, terkait dengan wabah virus Korona. Sehingga, sebagian besar karyawan di PRPP maupun Grand Maerokoco diminta bekerja dari rumah.
Titah menjelaskan, yang masih bekerja di sekitar PRPP dan Grand Maerokoco sekira 20-25 orang saja. Sedangkan yang bekerja di lapangan, dikurangi tenaga freelance tukang sapu tambahan dan penjaga wahana permainan.
Menurut Titah, meskipun ditutup sementara masih ada satu atau dua pengunjung yang reservasi sebelum tetap datang. Yakni, pasangan yang menggelar poto prewedding.
Namun, pihaknya tetap memberlakukan protokol kesehatan dengan memeriksa suhu tubuh dan menyediakan cairan antiseptik.
“Jadi, kami memang menutup destinasi wisata kami sampai 5 April. Dampaknya ya semuanya turun pendapatannya. Penutupan ini justru kami gunakan untuk perbaikan internal, misal coating tracking dan pembenahan wahana permainan. Karpet di miniatur Masjid Agung Demak juga digulung dan dibersihkan. Yang jelas, kami mengurangi jumlah tenaga kerja sementara,” kata Titah, Senin (30/3).
Lebih lanjut Titah menjelaskan, sebenarnya pada Maret 2020 ini pihaknya ditargetkan pendapatan bisa tercapai Rp600 juta. Asumsinya, jumlah pengunjung bisa mencapai 40 ribu orang dan masih ditambah kegiatan persewaan di PRPP.
“Ya ini bagian dari risiko yang memang harus dirasakan. Tapi, ini semua adalah upaya untuk menekan angka penyebaran virus Korona,” pungkasnya. (Bud)