Semarang, Idola 92,6 FM – Sekolah yang terjadi bullying atau perundungan, sebaiknya ditutup saja dan dilebur dengan sekolah lain. Karena, sekolah itu diketahui hanya memiliki 21 siswa saja.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan sekolah dengan kapasitas siswa sedikit dan tidak mampu menyelenggarakan pendidikan secara baik, lebih baik ditutup saja dan dilebur ke sekolah lain.
Ganjar tidak menyangka, kasus perundungan ternyata juga terjadi di sekolah dengan kapasitas murid sedikit. Karena biasanya, kasus perundungan terjadi di sekolah yang cukup banyak siswanya.
Oleh karena itu, jelas Ganjar, untuk kasus perundungan yang terjadi di sebuah sekolah di Kabupaten Purworejo harus ditangani secara serius. Baik korban maupun pelakunya, harus mendapat pendampingan dari psikolog.
“Saya kirim kepala Dinas Pendidikan ke sana, untuk ngecek dan koordinasi dengan Pemkab Purworejo. Karena, kewenangannya ada di sana. Saya juga sudah koordinasi dengan pengurus induk di sekolah sana. Langkahnya kirim psikolog dan kirim guru konseling ke sana, agar kita bisa tahu persoalan itu apa. Mungkin kita harus berani mengambil tindakan. Sekarang saya lagi minta regulasinya ditata. Kalau tidak bisa mengelola dengan baik dan tidak ada muridnya, mungkin lebih baik ditutup saja,” kata Ganjar, Kamis (13/2).
Ganjar lebih lanjut menjelaskan, karena para pelaku sudah ditetapkan menjadi tersangka maka proses peradilannya dilakukan secara tertutup. Mengingat, para pelaku masih di bawah umur dan berlaku UU Perlindungan Anak.
“Proses persidangannya digelar tertutup. Pelakunya masih anak-anak di bawah umur,” tandasnya. (Bud)