Semarang, Idola 92,6 FM – Dinas Arsip dan Perpustakaan Jawa Tengah, siap memberikan pelayanan perbaikan dokumen yang rusak karena bencana banjir atau tanah longsor. Perbaikan dokumen atau arsip yang rusak itu, tanpa dipungut biaya alias gratis.
Kepala Dinas Arpus Jateng Priyo Anggoro mengatakan pihaknya sudah melakukan perawatan atau memfasilitasi dokumen dan arsip yang rusak, karena terdampak bencana alam. Di antaranya di Desa Cikeusal Lor dan Cikeusal Kidul serta Desa Sindangjaya di Kecamatan Ketanggungan, Kabupaten Brebes.
Priyo menjelaskan, fasilitasi memerbaiki dokumen atau arsip yang rusak itu menjadi salah satu bagian dari program pengentasan kemiskinan berupa restorasi arsip penting masyarakat atau Ranting Mas.
Menurutnya, program itu untuk menyelamatkan arsip penting masyarakat di tingkat desa. Baik berupa Letter C, surat ukur/rincik dan peta batas wilayah desa.
“Kami membuka diri gratis, apabila publik ada kerusakan arsip kami dandani atau perbaiki. Tidak berarti kembali pada aslinya, karena kualitas kertas masing-masing arsip berbeda. Kami di beberapa kabupaten/kota sudah telusuri semuanya, dan di kabupaten/kota juga sudah begitu baik. Di Klaten juga sudah jalan. Ini tergantung kepala dinas di kabupaten/kota, mau menyambut dan merespon peluang dan kondisi di lapangan apa tidak,” kata Priyo, Rabu (22/1).
Priyo lebih lanjut menjelaskan, dokumen yang sudah diperbaiki itu akan disimpan di Arsip Emas untuk menjamin keamanannya. Bahkan, untuk bisa mengakses Arsip Emas itu harus dengan pengenalan iris mata dan sidik jari masing-masing penggunanya.
“Arsip Emas merupakan inovasi yang dipersembahkan bagi masyarakat Jawa Tengah, setelah munculnya banyak keluhan masyarakat atas hilangnya arsip atau dokumen yang dimiliki. Kami juga mengimbau kepada masyarakat, untuk bisa merawat dan menjaga arsipnya yang bernilai secara digital atau terenkripsi,” jelasnya.
Hingga saat ini, lanjut Priyo, pengguna Arsip Emas sudah mencapai 919 orang dengan jumlah data tersimpan sebanyak 2.177 arsip. Paling banyak pengguna Arsip Emas berasal dari Kabupaten Magelang, sekira 29 persen dari total pengguna. (Bud)