Semarang, Idola 92,6 FM – Pemprov bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jawa Tengah-Yogyakarta bersinergi, untuk membangkitkan perekonomian di masa pandemi. Terutama, dalam mengawal program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang digulirkan pemerintah pusat.
Asisten Ekonomi dan Pembangunan Setda Jateng Peni Rahayu mengatakan pemprov akan menyediakan data calon debitur potensial, dan terdampak COVID-19 kepada perbankan di provinsi ini. Dengan adanya tambahan modal atau likuiditas dari perbankan, maka calon debitur diharapkan menjadi lebih produktif.
Peni menjelaskan, dengan program PEN yang digulirkan pemerintah pusat itu akan menjadi solusi dalam memerbaiki perekonomian Jateng pada triwulan kedua 2020 karena mengalami kontraksi sebesar 5,94 persen. Sehingga, sektor-sektor potensial dan memiliki kontribusi besar terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) bisa menggerakkan ekonomi Jateng tumbuh positif.
Menurutnya, ada empat sektor terbesar yang mendorong perekonomian Jateng tumbuh positif. Yakni perdagangan, industri pengolahan, pertanian dan konstruksi.
“Kita harapannya pemulihan ini bisalah sampai ke situ, untuk belanja negara atau belanja pemerintah. Belanja pemerintah ini kan bisa mendongkrak untuk pertumbuhan ekonomi. Kalau ini berhasil, harapannya kemampuan masyarakat daya belinya naik. Sehingga, akan mendorong pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Tengah,” kata Peni, Rabu (16/9).
Lebih lanjut Peni menjelaskan, untuk program PEN di Jateng data per 2 September 2020 program restrukturisasi kredit mencapai Rp58,34 triliun dengan 1.143.714 debitur.
Penempatan dana pemerintah di bank pelat merah dan Bank Jateng, tersalurkan Rp9,11 triliun dengan 191.893 debitur.
“Program subsidi bunga per 7 September 2020, realisasinya sebesar Rp221,82 miliar dengan 946.458 debitur. Kemudian juga ada penjaminan kredit dari Askrindo dan Jamkrindo, hingga 4 September 2020 sudah tersalurkan Rp656,87 miliar dengan 1.204 debitur UMKM dan komersial,” pungkasnya. (Bud)