Semarang, Idola 92.6 FM – Pada 17 Agustus 2020, Indonesia merayakan usia kemerdekaan yang menapak 75 tahun. Sutan Sjahrir pernah berbicara, kemerdekaan adalah sebuah jembatan untuk mencapai tujuan. Di antaranya: negara yang menjunjung kerakyatan, kemanusiaan, kebebasan dari kemelaratan, menghindari tekanan dan pengisapan, menegakkan keadilan, membebaskan bangsa dari genggaman feodalisme, dan menuju pendewasaan bangsa.
Dan, kini, kita pun seolah bertanya, hal apa atau capaian apa yang telah berhasil digapai oleh bangsa Indonesia? Sudahkah seperti yang dicita-citakan bung kecil alias Sjahrir, ataupun bung besar Sukarno? Dengan berat hati—kita harus jujur, perjuangan belum selesai. Merujuk sajak Chairil Anwar, kerja belum selesai..belum apa-apa..
Meski masih banyak kekurangan saat ini, Indonesia dipandang tetap akan mampu meraih kejayaan pada masa depan. Apalagi seperempat abad lagi, Indonesia akan genap berusia satu abad dalam momentum Indonesia Emas 2045. Indonesia emas merupakan peluang bagi bangsa indonesia untuk menjadi bangsa yang unggul. Indonesia emas adalah sebuah kondisi saat negara Indonesia diharapkan mampu bersaing dengan bangsa lain, serta dapat menyelesaikan masalah-masalah kebangsaan seperti korupsi dan kemiskinan.
Dalam menuju kondisi Indonesia Emas, faktor Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi faktor penting untuk mewujudkannya. Presiden Joko Widodo menyebut, pembangunan infrastruktur dan pembangunan SDM menjadi dua tahapan penting dalam mewujudkan visi tersebut.
Sementara itu, menurut Cendekiawan Yudi Latif, cita-cita Indonesia Emas 2045 niscaya tercapai sepanjang ada ada kejelasan visi dan peta jalan dalam pembangunan Indonesia serta berorientasi pada potensi yang dimiliki. Peta jalan itu pun seharusnya tak sekadar mengikuti tren atau pola perkembangan negara lain. Alasannya, kemajuan setiap negara didorong oleh potensi dan energy yang berbeda-beda.
Lalu, menerawang jalan panjang dan terjal menuju Indonesia Emas 2045—peta jalan seperti apa yang mesti disiapkan? Mesti ke mana arah orientasi pembangunan Indonesia ke depan agar Indonesia Emas ini tak berhenti pada mimpi dan wacana semata?
Guna menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, radio Idola Semarang berdiskusi dengan beberapa narasumber, yakni: Pendiri Rumah Perubahan/ Guru Besar Universitas Indonesia, Prof. Rhenald Kasali; Ketua Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI), Prof Satryo Soemantri Brodjonegoro; Pendiri Tripura Group, Dr. (HC) Theodore Permadi Rachmat; dan Pengusaha Muda asal Pati yang punya puluhan perusahaan dan dua di antaranya go public, Witjaksono. (her)
Berikut podcast diskusinya:
Listen to 2020-08-19 Topik Idola – Prof. Rhenald Kasali – Menerawang Jalan Panjang dan Terjal Menuju Indonesia Emas 2045 byRadio Idola Semarang on hearthis.at
Listen to 2020-08-19 Topik Idola – Prof. Rhenald Kasali – Menerawang Jalan Panjang dan Terjal Menuju Indonesia Emas 2045 byRadio Idola Semarang on hearthis.at
Listen to 2020-08-19 Topik Idola – Prof. Satryo Soemantri Brodjonegoro – Menerawang Jalan Panjang dan Terjal Menuju Indonesia Emas 2045 byRadio Idola Semarang on hearthis.at
Listen to 2020-08-19 Topik Idola – Prof. Satryo Soemantri Brodjonegoro – Menerawang Jalan Panjang dan Terjal Menuju Indonesia Emas 2045 byRadio Idola Semarang on hearthis.at
Listen to 2020-08-19 Topik Idola – Dr. (HC) Theodore Permadi Rachmat – Menerawang Jalan Panjang dan Terjal Menuju Indonesia Emas 2045 byRadio Idola Semarang on hearthis.at
Listen to 2020-08-19 Topik Idola – Dr. (HC) Theodore Permadi Rachmat – Menerawang Jalan Panjang dan Terjal Menuju Indonesia Emas 2045 byRadio Idola Semarang on hearthis.at
Listen to 2020-08-19 Topik Idola – Witjaksono – Menerawang Jalan Panjang dan Terjal Menuju Indonesia Emas 2045 byRadio Idola Semarang on hearthis.at
Listen to 2020-08-19 Topik Idola – Witjaksono – Menerawang Jalan Panjang dan Terjal Menuju Indonesia Emas 2045 byRadio Idola Semarang on hearthis.at