Semarang, Idola 92.6 FM – Lagi, kasus perundungan (bullying) kembali terjadi. Kali ini menimpa salah satu siswa di SMPN 16 Kota Malang. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) memberi atensi khusus terhadap kasus ini. Sebelumnya, kasus yang juga menjadi sorotan adalah seorang siswi SMP di Jakarta yang bunuh diri diduga dipicu yang dialami dirinya.
Rencananya, dalam waktu dekat, KPAI bakal menggelar rapat kordinasi dengan Pemkot Malang. Komisioner KPAI Bidang Pendidikan, Retno Listyarti menyatakan, KPAI akan meminta pemerintah kota untuk memfasilitasi rapat koordinasi membahas penanganan kasus dan pencegahan kasus serupa terjadi di sekolah-sekolah lain.
Sebelumnya, pihak KPAI menerima sejumlah pengaduan terkait kasus ini. Menurut keterangan resmi/ anak tersebut diangkat, dijatuhkan, diduduki, serta diinjak tangannya oleh 7 pelaku yang juga merupakan anak-anak. Selain itu, korban juga mengaku bahwa jarinya terjepit ikat pinggangnya sendiri. Menurut para pelaku, tindakan kekerasan tersebut bersifat candaan dan tidak bermaksud menganiaya. Akan tetapi, faktanya, bentuk perundungan tersebut sangat membahayakan keselamatan korban. Akibat perundungan tersebut, korban harus menjalani perawatan medis, bahkan satu jarinya diamputasi.
Lantas, kenapa masih terus terjadi perundungan? Seriuskah kita memerangi perundungan? Sesungguhnya, apa akar masalah munculnya perundungan? Mendiskusikan ini, radio Idola Semarang mewawancara Sosiolog Universitas Muhammadiyah Malang Luluk Dwi Kumalasari, M.Si. (Heri CS)
Berikut wawancaranya:
Listen to 2020-02-07 Topik Idola – Luluk Dwi Kumalasari M.Si – Bullying Kenapa Masih Terus Terjadi? Seriuskah Kita Memerangi Bullying? byRadio Idola Semarang on hearthis.at
Listen to 2020-02-07 Topik Idola – Luluk Dwi Kumalasari M.Si – Bullying Kenapa Masih Terus Terjadi? Seriuskah Kita Memerangi Bullying? byRadio Idola Semarang on hearthis.at