Semarang, Idola 92,6 FM – Pertumbuhan ekonomi dalam negeri pada awal tahun ini, akan berpengaruh karena adanya dampak wabah COVID-19 dari Tiongkok. Terutama, mengganggu produksi bagi perusahaan yang masih menggantungkan suplai bahan baku dari Negeri Tirai Bambu.
Kepala Kantor Perwakilan BI Jawa Tengah Soekowardojo mengatakan target pertumbuhan ekonomi di provinsi ini, saat ini masih berjalan seperti biasa. Bahkan, masih berjalan di jalurnya menuju pencapaian target pertumbuhan ekonomi sebesar tujuh persen hingga 2023 mendatang.
Soekowardojo menjelaskan, dampak dari mewabahnya COVID-19 dari Tiongkok ini dalam jangka pendek diperkirakan memukul pengusaha tekstil. Utamanya, yang masih mengandalkan sumber bahan baku impor dari Tiongkok itu.
Hanya saja, lanjut Soeko, dampak itu baru bisa dirasakan para pengusaha tekstil di Jateng jika dampak COVID-19 sampai lebih dari April 2020.
“Nah, Corona ini ya mungkin dalam tiga bulan sampai satu semester kita shock. Nah, assessment terhadap dampak Corona terhadap pertumbuhan ekonomi itu kalau untuk industri tekstil persediaan sampai dengan dua bulan ke depan masih ada. Tapi, kalau yang masih menggantungkan bahan baku impor dari China ada sekitar 32 persen. Nah, itu yang akan terdampak kalau sampai April belum bisa mengimpor. Baru nanti para pengusaha terasa dampaknya,” kata Soeko, Selasa (25/2).
Lebih lanjut Soeko menjelaskan, para pengusaha Jateng saat ini sedang mencari pasar negara importir baru bahan baku tekstil. Negara-negara yang dibidik di antaranya India, Pakistan dan Vietnam.
“Tapi tentu pengusaha masih melakukan penjajagan, terkait dengan kualitas dan harganya. Ini jangkanya masih jangka pendek, belum sampai berdampak jangka panjang,” jelasnya.
Soeko menyebutkan, untuk di Jateng sampai dengan saat ini Kantor Perwakilan BI masih memproyeksikan pertumbuhan ekonomi tahun ini 5,4-5,5 persen. (Bud)