Semarang, Idola 92,6 FM – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah melakukan survei kepada 700 responden rumah tangga pada September 2020, dan hasilnya menunjukkan konsumen masih pesimistis dengan keadaan perekonomian saat ini. Indeks keyakinan konsumen terhadap perekonomian, berada pada level di bawah angka 100 atau berada di angka 89,39.
Kepala Kantor Perwakilan BI Jateng Soekowardojo mengatakan faktor dari pembentuk tingkat pesimistis masyarakat itu, disebabkan karena rendahnya persepsi konsumen terhadap kondisi perekonomian saat ini. Tingkat pesimistis konsumen terhadap kondisi perekonomian saat ini, juga terlihat dari perlambatan penyaluran kredit perbankan.
Soekowardojo menjelaskan, kredit konsumsi yang selama ini menjadi salah satu indikator daya beli sektor rumah tangga tumbuh melambat dari tiga persen tahunan pada Juli 2020 menjadi 2,58 persen pada Agustus 2020. Kondisi yang sama juga terjadi pada kredit sektor produktif, tercatat mengalami perlambatan dari 9,51 persen tahunan menjadi 7,81 persen tahunan.
Menurutnya, kredit investasi dan modal kerja melemah dari bulan sebelumnya antara 1-2 persen penurunannya.
“Pesimisme tersebut, disebabkan rendahnya persepsi konsumen terhadap kondisi perekonomian saat ini. Yang diukur dari tingkat pendapatan, ketersediaan lapangan pekerjaan dan tingkat konsumsi durable goods. Responden beranggapan, bahwa tingkat penghasilan konsumen pada bulan September cukup rendah dengan indeks penghasilan konsumen sebesar 59,59 persen. Sebanyak 55,9 persen responden menyatakan, penghasilan mereka saat ini mengalami penurunan dibanding enam bulan yang lalu,” kata Soekowardojo, kemarin.
Soekowardojo lebih lanjut menjelaskan, meski secara umum tingkat keyakinan responden terhadap kondisi ekonomi rendah tetapi ekspektasi untuk enam bulan mendatang terpantau optimistis. Yakni, berada pada angka 117,70. Optimisme responden itu, didukung keyakinan konsumen pada ekspektasi penghasilan konsumen dan ketersediaan lapangan pekerjaan serta kegiatan usaha mengalami peningkatan. (Bud)