Semarang, Idola 92,6 FM – Terbatasnya alat pelindung diri (APD) yang dimiliki setiap rumah sakit, memunculkan ide kreatif dari RSUD Moewardi Surakarta membuat APD sendiri. Sehingga, dengan inovasi dan kreasi yang dilakukan bisa memenuhi APD-nya sendiri.
Kabid Pelayanan Penunjang RSUD Moewardi Surakarta Bambang Sugeng mengatakan ide pembuatan APD itu, berawal dari sulitnya mencari alat kesehatan tersebut di pabrikan. Sehingga, rumah sakit kemudian mencari bahan yang cocok untuk dijadikan APD.
Bambang menjelaskan, bahan baku yang dijadikan APD itu kemudian dibeli dan dijahit dengan pengawasan tim dari RSUD Moewardi Solo. Sehingga, hasilnya bisa sesuai dengan standar operasi di rumah sakit.
Bambang menjelaskan, dalam sehari mampu memproduksi 200-250 APD satu set dan mampu digunakan untuk memenuhi kebutuhan rumah sakit.
Menurutnya, untuk satu APD menghabiskan dana sebesar Rp50 ribu sudah termasuk bahan dan ongkos menjahitnya. Sedang bila beli di pabrik sebelum harga mahal, di kisaran Rp150 ribu per APD.
“Sekali pakai, dan harus dibakar tidak boleh dibuang. Harga jadi masih di kisaran Rp35 ribu-Rp40 ribu per APD. Kalau yang pabrikan dulu beli harga Rp60 ribu per APD, tapi sekarang sudah Rp150 ribu per APD karena langka. Kebutuhan di RSUD Moewardi satu pasien, itu 15 APD per hari. Jadi, ada satu pasien dengan tiga shift dokter dan perawat. Aturannya ganti orang ganti APD,” kata Bambang, Senin (23/3).
Lebih lanjut Bambang menjelaskan, pihaknya siap membantu rumah sakit lain yang membutuhkan. Termasuk, bila hanya sekadar dibantu belajar membuatnya akan diberikan pelatihan.
Sementara, Gubernur Ganjar Pranowo mengapresiasi ide kreatif dari RSUD Moewardi membuat APD sendiri. Berbekal bahan standar pabrikan berupa Polypropylene Spundbound, bisa dibuat APD dan digunakan para tenaga media merawat pasien yang terpapar virus Korona. (Bud)