Semarang, Idola 92.6 FM-Sejumlah riset menunjukkan beberapa obat efektif mengobati pasien Covid-19 memberikan harapan baru. Namun, hal ini dinilai tetap harus disikapi secara hati-hati. Penggunaan obat juga mesti mengikuti panduan dokter dan menuntut kajian lebih lanjut terkait efek sampingnya.
Untuk mengatasi Covid-19, para peneliti dari beberapa negara menguji klinis sejumlah obat. Merujuk Kompas (18/06/20), riset terbaru bernama Recovery (Randomised Evaluation of Covid-19 Theraphy) dipimpin peneliti dari Universitas Oxford Inggris, menemukan deksametason mengurangi risiko kematian pasien Covid-19 pada fase kritis.
Di Inggris, obat ini menekan risiko kematian dari 40 persen jadi 28 persen bagi pasien yang memakai ventilator. Kini kajian terus dilakukan untuk memastikan efektivitas dan efikasi deksametason untuk terapi Covid-19. Selain itu deksametason, beberapa obat lain sempat dipergunakan antara lain: hidroksiklorokuin dan klorokuin.
Hidroksiklorokuin sempat diunggulkan mampu mengobati pasien Covid-19 tetapi kini WHO sementara waktu tidak merekomendasikan. Sejauh ini, WHO tengah menguji klinis sejumlah obat untuk Covid-19 di 35 negara.
Lantas, Kemajuan Riset Obat Covid-19 Memberi Harapan Baru-Seberapa Menjanjikan? Seberapa pula keandalan atau reliability-nya? Hal apa yang patut diperhatikan pemerintah—mengingat terkait ini–WHO juga memberikan pesan kehati-hatian?
Guna menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, radio Idola Semarang mewawancara Konsultan Paru dari Fakultas Kedokteran Undip/RSUP dr Kariadi Semarang, dr Fathur Nurcholis, SpPD. (her)