Dinkes Jateng Sebut Perubahan Perilaku Hidup Sehat Lebih Efektif Ketimbang PSBB

Operasi yustisi
Sejumlah orang terjaring operasi yustisi karena tidak memakai masker di Jalan Sriwijaya, belum lama ini.
Ikuti Kami di Google News

Semarang, Idola 92,6 FM – Dinas Kesehatan Jawa Tengah meminta masyarakat terus berperilaku hidup sehat di masa pandemi, dengan menerapkan gerakan 3M. Yakni memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak. Perubahan perilaku hidup sehat lebih efektif menanggulangi penyebaran virus Korona, dibandingkan memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Kepala Dinas Kesehatan Jateng Yulianto Prabowo mengatakan daerah-daerah yang sebelumnya menerapkan PSBB, sampai saat ini tingkat kasus positif COVID-19 terus bertambah. Belum ada wilayah yang memberlakukan PSBB, dan berhasil menurunkan kasus COVID-19.

Menurutnya, langkah yang paling efektif menekan dan mencegah penularan COVID-19 adalah mengubah perilaku dan menjalankan gerakan 3M.

Yulianto menjelaskan, masyarakat harus terus diedukasi secara berkelanjutan untuk selalu memakai masker saat berada di luar rumah atau beraktivitas di ruang publik. Selain itu, rajin mencuci tangan baik sebelum atau setelah melakukan aktivitas.

“Jadi kuncinya itu ada di perubahan perilaku di masyarakat. Itu penting sekali, dan perubahan perilaku itu tentunya sangat dipengaruhi dalam komunitas yang terkecil. Yakni dari keluarga, lalu RT-RW di dalam membangun suatu budaya,” kata Yulianto, Jumat (2/10).

Lebih lanjut Yulianto menjelaskan, selama ini Pemprov Jateng juga menggelar program Jogo Tonggo. Konsep Jogo Tonggo sangat luar biasa, karena bisa membangun bersama perubahan perilaku di masyarakat untuk menerapkan budaya 3M.

Terpisah, Gubernur Ganjar Pranowo juga menyebut jika menerapkan PSBB atau karantina wilayah belum tentu efektif mencegah terjadi penularan virus Korona. Bahkan, pemberlakuan PSBB harus memerhitungkan secara cermat kekuatan daerah tersebut secara finansial.

“Belum tentu efektif juga. Kita mesti pertimbangkan mateng-mateng. Sosialnya, ekonominya, kesehatannya dan lainnya. Kalau kita semua bisa mendorong, perlu juga kita membuat champion-champion yang saya kira secara positif mereka akan kita pakai sebagai agen untuk memperbaiki,” ujar Ganjar.

Menurut Ganjar, untuk memasifkan gerakan 3M itu seluruh kabupaten/kota di Jateng hingga akhir September 2020 kemarin telah melakukan operasi yustisi besar-besaran. (Bud)

Artikel sebelumnyaKPU Siapkan Debat Kandidat Pilkada Secara Daring
Artikel selanjutnyaPolda Berkomitmen Wujudkan Smart City di Seluruh Wilayah Jateng