Semarang, Idola 92,6 FM – Kabupaten Wonosobo menjadi daerah di Jawa Tengah, yang tinggi kasus stunting atau gagal tumbuh kembang anak. Dinas Kesehatan Jateng mencatat, kasus stunting di Wonosobo menjadi 27,17 persen lebih tinggi dari kasus provinsi yang hanya 14,9 persen.
Kepala Dinkes Jateng Yulianto Prabowo mengatakan pada Februari 2020 kemarin, pihaknya melakukan pemantauan terkait kasus stunting di seluruh kabupaten/kota. Jumlah balita yang diukur tinggi badannya se-Jateng, sebanyak 955.835 balita.
Baca Juga:
- Pemprov Jateng Terus Upayakan Penurunan Angka Stunting Hingga di Bawah 20 Persen
- Tekan Stunting, Pemkab Temanggung Canangkan Germas dan Deklarasi ODF
- Jateng Serius Atasi Stunting Agar Bisa Turun di Bawah 20 Persen
Yulianto menjelaskan, dari hasil pemantauan terhadap balita-balita di Jateng diketahui Wonosobo menjadi kabupaten tertinggi kasus stuntingnya. Kemudian disusul Banjarnegara sebanyak 24,31 persen, dan Rembang 24,15 persen.
Menurutnya, dengan pendataan yang dilakukan itu bisa diketahui perkembangan kasus stunting di Jateng. Sehingga, pihaknya bisa mengambil langkah-langkah strategis untuk penanganannya.
“Jadi, kasus stunting di Jawa Tengah kalau berdasarkan hasil pengukuran bulan Februari 2020 ini 14,9 persen. Ini tentunya menurun kalau dibandingkan data riset sebelumnya,” kata Yulianto, Rabu (12/8).
Lebih lanjut Yulianto menjelaskan, langkah-langkah yang diambil pemerintah dengan adanya pemantauan status gizi balita itu dengan memanfaatkan program Jogo Tonggo di setiap desa/kelurahan di Jateng. Salah satunya dengan intervensi gizi melalui puskesmas, posyandu dan bidan desa.
“Kami juga memberikan makanan tambahan bagi balita berupa formula berisi F-75, dan F-100 untuk balita gizi buruk. Kemudian juga ada pemberian kapsul vitamin A, setiap bulan Februari-Agustus. Termasuk, memberikan tablet tambah darah bagi remaja putri,” pungkasnya. (Bud)