Semarang, Idola 92,6 FM – Deteksi dini dari penyebaran penularan virus Korona dilakukan dengan pemeriksaan suhu tubuh, dan gejala demam disertai batuk. Namun, ada juga orang terpapar virus Korona tidak menunjukkan gejala demam panas tinggi yang disertai batuk. Dinas Kesehatan Jawa Tengah menyebut, seseorang yang kondisi tubuhnya sehat namun tetap terpapar virus Korona bisa jadi karena asimtomatis di dalam tubuhnya.
Kepala Dinkes Jateng Yulianto Prabowo mengatakan di dalam ilmu kedokteran, dikenal istilah asimtomatik atau asimtomatis. Yakni, bisa saja seseorang itu terpapar virus tetapi tidak menunjukkan gejala klinis yang menjadi indikasi awal suatu penyakit.
Yulianto menjelaskan, biasanya dengan tes laboratorium ataupun tindakan medis lainnya baru bisa diketahui kondisi klinisnya.
Oleh karena itu, lanjut Yulianto, dengan datangnya pengiriman rapid test dari pemerintah pusat yang diperkirakan pekan ini sudah diterima bisa untuk mengetahui seseorang terpapar virus Korona atau tidak. Dengan demikian, jika dalam pelaksanaan rapid test diketahui hasilnya positif akan bisa ditangani rumah sakit dengan cepat.
“Penyakit itu bisa kita ketahui dari gejalanya. Misal asimtomatis, memang tidak ada gejalanya dan itu sulit. Bisa jadi di ruangan ini ada yang asimtomatis, tidak ada panas atau demam. Tapi bisa juga, kalau diperiksa itu psitif. Makanya, kita tidak tahu persis kondisi seseorang itu untuk deteksi dini dari gejalanya. Memang ada step berikutnya, yaitu pemeriksaan penunjang dengan pengambilan swab. Jadi, prosedur kita ya pemeriksaan suhu tubuh dan riwayat. Riwayat ini penting, yang pernah kontak dengan positif COVID-19 atau riwayat dari satu negara atau wilayah tertentu yang terjangkit,” kata Yulianto, belum lama ini.
Yulianto lebih lanjut menjelaskan, pada tahap awal dari pemeriksaan cepat menggunakan rapid test akan diprioritaskan kepada orang dalam pemantauan (OPD). Terutama, untuk wilayah di Jateng yang memang sudah diketahui jumlahnya tertinggi.
“Kota Semarang dan Kabupaten Temanggung, saat ini paling banyak data ODP-nya. Itu jadi prioritas dari rapid test,” jelasnya.
Sebelumnya diwartakan, Bupati Karawang Cellica Nurrchadiana dinyatakan positif terpapar virus Korona tetapi tidak merasakan gejala. Suhu tubuhnya dalam keadaan normal, dan tidak diikuti gejala lainnya.
Bupati Karawang itu meminta kepada masyarakat, waspada terhadap penyebaran virus Korona. Sebab, penderita COVID-19 Tidak selalu terlihat sakit. (bud)