Semarang, Idola 92.6 FM – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut berita bohong soal Covid-19 sebagai infodemi (information pandemic/ infodemic). Infodemi merupakan informasi berlebihan akan suatu masalah sehingga publik kesulitan mengidentifikasi hal yang benar dan salah. Infodemi akan menimbulkan kebingungan publik, ketidakpercayaan, dan menghambat efektivitas layanan kesehatan.
Baru-baru ini, publik dihebohkan dengan tayangan video wawancara musisi Erdian Aji Prihartanto alias Anji dengan Hadi Pranoto yang mengklaim telah menemukan obat Covid-19 di Youtube. Video tersebut dinilai memuat berita bohong sehingga warganet melaporkan video itu dengan keterangan spam or misleading. Youtube pun kemudian menurunkan video tersebut. Kedua orang itu kini dipolisikan oleh pihak lain dan proses hukumnya terus berlanjut.
Hoaks soal Covid-19 yang disebarluaskan pesohor dan sejumlah tokoh dikhawatirkan menjadi justifikasi publik untuk mengabaikan protokol kesehatan. Upaya tenaga kesehatan dan para ilmuwan mengatasi pandemi Covid-19 pun terancam sia-sia karena hal itu.
Lantas, di tengah pandemi, publik juga menghadapi paparan infodemi, lantas, bagaimana upaya menangkalnya? Mengupas ini, radio Idola Semarang mewawancara Ketua Masyarakat Antifitnah Indonesia (Mafindo), Septiaji Eko Nugroho. (her)
Berikut wawancaranya:
Listen to 2020-08-06 Topik Idola – Septiaji Eko Nugroho – Di Tengah Pandemi, Publik Juga Menghadapi Paparan Infodemi, Bagaimana Upaya Menangkalnya? byRadio Idola Semarang on hearthis.at
Listen to 2020-08-06 Topik Idola – Septiaji Eko Nugroho – Di Tengah Pandemi, Publik Juga Menghadapi Paparan Infodemi, Bagaimana Upaya Menangkalnya? byRadio Idola Semarang on hearthis.at