Semarang, Idola 92,6 FM – BPBD Jawa Tengah terus mengupayakan pembentukan Desa Tangguh Bencana (Destana), di 7.809 desa di seluruh Jateng. Saat ini, baru ada 552 Destana yang telah terbentuk.
Pelaksana tugas Kalahar BPBD Jateng Safrudin mengatakan Destana merupakan bagian dari upaya pengurangan risiko bencana yang berbasis komunitas (PRBK), yakni dengan melibatkan masyarakat desa setempat. Tujuannya, agar warga desa mampu mengenali karakter wilayahnya masing-masing dan potensi kebencanaannya serta cara penanganannya.
Menurutnya, dengan Destana akan membuat warga paham dan memudahkan berkoordinasi dengan BPBD terdekat apabila terjadi bencana.
Safrudin menjelaskan, pembentukan Destana tidak hanya kewenangan dari pemerintah provinsi saja atau kabupaten/kota. Namun, pemerintah desa juga bisa berpartisipasi dengan mengalokasikan dana desa yang dimiliki untuk pembiayaan operasional Destana.
“Sekitar 552 desa tangguh bencana, baik yang dibentuk pusat maupun provinsi dan kabupaten/kota. Kita sudah beri bekal ancamannya. Itu yang pertama, harus kenal dengan ancamannya dulu. Terus kelompok rentannya. Bahkan harus membuat rencana penanggulangan bencana, dan pembentukan forum pengurangan risiko bencana,” kata Safrudin, baru-baru ini.
Lebih lanjut Safrudin menjelaskan, saat ini untuk jumlah Destana di Jateng belum ideal. Sebab, total desa di provinsi ini ada 7.809 desa.
“Jawa Tengah itu kan dikenal sebagai lumbung bencana, dengan adanya Destana di semua desa akan sangat penting artinya. Karena, warga desa paham dengan ancamannya dan tahu cara penanganannya,” jelasnya.
Diketahui, pada 2019 kemarin terjadi 2.627 kejadian bencana alam di Jateng. Sedangkan total kerugian mencapai Rp86 miliar. (Bud)