Semarang, Idola 92,6 FM – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah memberikan langkah-langkah strategis kepada pemerintah daerah, untuk menghindari jurang resesi ekonomi di triwulan ketiga dan keempat 2020. Setidaknya, di akhir 2020 nanti pertumbuhan ekonomi Jateng berada pada posisi nol persen.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jateng Soekowardojo mengatakan pada kuartal kedua 2020 kemarin, ekonomi dalam negeri memang mengalami kontraksi. Sebab, aktivitas ekonomi sangat rendah akibat sejumlah kebijakan yang diambil pemerintah dalam membatasi pergerakan masyarakat.
Soekowardojo menjelaskan, BI sudah mengambil dan menyusun sejumlah langkah strategis dalam upaya menghindari jurang resesi ekonomi. Semakin cepat pemulihan ekonomi dilakukan, maka semakin cepat Indonesia terhindari dari resesi ekonomi.
Menurutnya, ada empat langkah yang bisa dilakukan pemerintah daerah dalam mendorong dan mendukung pertumbuhan ekonomi di Jateng.
“Bank Indonesia memperkirakan ataupun mengusulkan beberapa langkah utama yang perlu dicermati untuk kita semua, bisa keluar dari resesi ini. Atau bisa keluar menuju pertumbuhan, setidaknya nol persen. Tentunya, daerah diminta mencermati dan juga mengupayakan bagaimana sektor-sektor unggulan kita di Jawa Tengah yang menyerap tenaga kerja bisa kembali beroperasi secara bertahap. Tentunya, menuju new normal,” kata Soekowardojo, belum lama ini.
Lebih lanjut Soekowardojo menjelaskan, langkah-langkah berikutnya adalah memercepat absorsi dari konsumsi pemerintah atau belanja fiskal. Pemerintah daerah dari provinsi dan kabupaten/kota bisa meningkatkan belanja pemerintah, sehingga bisa mendorong atau memberi stimulus kepada pertumbuhan ekonomi masyarakat.
“Mendukung dan berharap restrukturisasi kredit dari OJK dan sektor perbankan umum, bisa berhasil dan menunjukkan perkembangan yang positif. Termasuk, mendigitalisasi UMKM,” pungkasnya. (Bud)