Aktivitas Erupsi Merapi Masih Dalam Kategori Aman

Sudaryanto
Sudaryanto, Kalahar BPBD Jateng.

Semarang, Idola 92,6 FM – Gunung Merapi erupsi dengan amplitudo 75 milimeter dan durasi sekira 150 detik, Kamis (13/2). Namun demikian, BPBD Jawa Tengah menyebut jika aktivitas Merapi masih dalam kondisi aman dan tidak terjadi hujan abu.

Kalahar BPBD Jateng Sudaryanto mengatakan erupsi Gunung Merapi teramati dengan tinggi kolom kurang lebih dua ribu ribu meter, dan arah angin menuju barat laut. Artinya, arah dari erupsi menuju ke Kabupaten Klaten dan wilayah Yogyakarta.

Sudaryanto menjelaskan, untuk wilayah Kabupaten Boyolali meliputi Kecamatan Selo dan Kecamatan Cepogo. Namun, secara umum wilayah Boyolali masih aman setelah terjadi erupsi Merapi. Demikian juga di wilayah Kabupaten Magelang, sampai saat ini masih aman.

Menurutnya, masyarakat tidak perlu panik dan tetap beraktivitas seperti biasa.

“Memang aktivitas Merapi pagi ini, ada letusan cukup tinggi. Tetapi, ini kan anginnya ke barat atau mengarah ke Klaten sama Yogya bukan ke Boyolali. Tetapi, sampai hari ini di Klaten belum ada hujan abu masih tenang-tenang saja. Kita sediakan masker, dan mudah-mudahan mandali. Aman terkendali semua,” kata Sudaryanto.

Lebih lanjut Sudaryanto menjelaskan, masyarakat tetap diimbau tidak beraktivitas di radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi. Termasuk, menyiapkan masker jika kemudian terjadi lagi erupsi Merapi.

“Yang terpenting, sediakan selalu masker. Baik di rumah, di kantor maupun di kendaraan. Jadi, ketika terjadi hujan abu sudah bisa langsung dipakai,” jelasnya.

Sementara itu, Humas PMI Jateng Nashier Jamaludin menjelaskan pihaknya sudah berkoordinasi dengan PMI kabupaten/kota yang ada di sekitar Gunung Merapi. Bahkan, PMI Boyolali juga sudah melakukan assessment dan mobilisasi terhadap para personel serta unsur KSR dan TSR. Sedang PMI Kabupaten Magelang juga sudah berkoordinasi dengan kelompok Siaga Bencana Berbasis Masyarakat (SIBAT), terutama yang berada di wilayah lereng Merapi.

“Untuk stok masker di PMI Boyolali sudah menipis, jadi kami pasok dari markas,” ujar Nashier. (Bud)

Ikuti Kami di Google News
Artikel sebelumnyaMerespons Keputusan Pemerintah untuk Tidak Memulangkan eks ISIS
Artikel selanjutnyaDewan Siap Inisiasi Terbitnya Perdes Soal Perlindungan Satwa di Jateng