Semarang, Idola 92.6 FM – Pengamat pendidikan dari Unika Soegijapranata Semarang Tukiman Taruno mengatakan Ujian Nasional (UN) merupakan tolok ukur dari kualitas pendidikan, yang diterima siswa selama berada di sekolah. Sehingga, tidak mudah untuk menghapus UN.
Menurutnya, menghapus UN dalam sistem pendidikan nasional Indonesia tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Tukiman menjelaskan, setiap jenjang pendidikan perlu dilakukan tes atau ujian untuk mengetahui sejauh mana siswa mengetahui dan memahami materi pendidikan yang diberikan guru di sekolah. Sedangkan penelusuran minat dan bakat, bisa dilakukan sejak awal siswa masuk sekolah dan terus dikembangkan hingga lulus sekolah.
“Pertama tidak semudah itu, karena sudah menjadi sistem sejak puluhan tahun. Ujian Nasional dipakai sebagai ukuran kualitas. Jadi, tidak semudah itu mengubah Ujian Nasional. Kedua, kita harus ingat bahwa yang namanya pendidikan itu selalu mengukur kualitas. Bagaimana kualitas bisa diukur, kalau tidak ada Ujian Nasional. Ketiga, kalau Ujian Nasional akan dihapus harus dipikirkan betul penggantinya apa,” kata Tukiman, Selasa (19/3).
Tukiman lebih lanjut menjelaskan, jika UN akan dihapuskan dari sistem pendidikan nasional, maka harus ada penggantinya untuk mengukur kualitas pendidikan yang diterima siswa.
Sebelumnya, Cawapres Sandiaga Salahudin Uno dalam debat yang digelar Minggu (17/3) kemarin akan menghapus UN dan diganti dengan sistem penelusuran minat dan bakat. Sebab, UN sebagai salah satu sumber biaya tertinggi dalam sistem pendidikan nasional.
“Saya lahir dari dunia pendidikan, ibu saya guru dan paman saya pengamat pendidikan serta kakek saya kepala sekolah. Kami pastikan, guru-guru kesejahteraannya ditingkatkan. Guru honorer terutama, akan kita tingkatkan statusnya. Kita pastikan juga, bahwa sistem pendidikan yang berkualitas serta mencabut Ujian Nasional,” ujar Sandiaga.
Sandiaga menjanjikan sistem pendidikan yang tuntas dan berkualitas, sehingga sistem pendidikan akan diarahkan untuk fokus ke akhlakul karimah. (Bud)