Tumbuhkan Ekonomi Pesantren di Jateng, Pemprov Siap Berikan Pendampingan

Seorang santri pondok pesantren sedang belajar membatik.
Seorang santri pondok pesantren sedang belajar membatik.
Ikuti Kami di Google News

Semarang, Idola 92.6 FM – Pemprov Jawa Tengah berkomitmen untuk menumbuhkan ekonomi di setiap pondok pesantren, sebagai bentuk kemandirian ekonomi. Termasuk, untuk mengarahkan pada pertumbuhan ekonomi Jateng yang ditargetkan mencapai angka tujuh persen.

Gubernur Ganjar Pranowo mengatakan kekuatan ekonomi di provinsi ini bisa didukung dari pondok pesantren, yang memang cukup banyak ada di Jateng. Sehingga, pondok pesantren bisa menjadi kekuatan ekonomi dan membuka jalan bagi santri menjadi wirausahawan.

Ganjar menjelaskan, di Jateng ada ribuan pondok pesantren dengan 600 ribu lebih santri yang tersebar di 35 kabupaten/kota. Sehingga, jika potensi itu bisa dimanfaatkan akan menciptakan sumber daya wirausahawan dengan kemampuan lengkap.

Menurutnya, tidak hanya menjadi tempat pendidikan karakter bagi santri tapi juga mencetak entrepreneur muda.

“Sebenarnya sudah banyak pesantren-pesantren yang punya basis usaha yang baik. Tugas kita adalah mendorong. Mendorong itu ada tiga. Satu mendorong peningkatan kapasitan dan pelatihan, dan kedua memberikan akses modal yang mudah. Ketiga mendampingi. Kalau tiga ini bisa dilakukan, maka mereka bisa tumbuh. Sehingga, si santri ini yang pintar ngaji dan punya life skills,” kata Ganjar baru-baru ini.

Ganjar lebih lanjut menjelaskan, Dinas Koperasi dan UKM Jateng juga diharapkan bisa mendorong dan mendampingi pondok pesantren. Misalnya, dengan memberikan pelatihan dan pengemasan hingga pemasaran produk pesantren.

“Pemerintah juga akan membantu mengurus perizinan pangan industri rumah tangga, sertifikat halal dan bantuan kredit modal usaha. Kita punya Bank Jateng lewat Kredit Mitra 25,” pungkasnya. (Bud)

Artikel sebelumnyaPLN Resmi Beli Listrik PLTSa Jatibarang Rp1.119 per Kwh
Artikel selanjutnyaKementerian Kelautan dan Perikanan Target Konsumsi Ikan Masyarakat Indonesia Mencapai 50 Kg per Tahun