Semarang, Idola 92.6 FM – Ketua DPC Aptrindo Tanjung Emas Semarang Supriyono mengatakan tol Trans Jawa itu tidak sepenuhnya mendapat sambutan baik dari sopir truk, dan kemudian memanfaatkannya. Alasannya, tarif tol yang dianggap terlalu mahal.
Supriyono menjelaskan, tarif tol Trans Jawa dari Semarang ke Jakarta itu dipandang cukup memberatkan para supir truk. Sebab, jika sekali jalan dari Semarang ke Jakarta melalui tol Trans Jawa membutuhkan dana sebesar Rp1 juta.
Menurutnya, seorang sopir truk ketika mengantar barang dari Semarang ke Jakarta akan mendapat uang saku sebesar Rp3,5 juta. Uang itu digunakan untuk sopir dan kernet sebagai biaya operasional, selama mengantar barang ke tempat tujuan.
Apabila perusahaan berdasarkan permintaan konsumen menginginkan barang diantar cepat sampai tujuan dan harus melalui tol Trans Jawa, jelas Supritono, maka ada biaya tambahan untuk melalui jalan tol. Namun, jika tidak permintaan barang cepat sampai, maka para sopir tetap melalui jalur pantura atau jalan nasional.
“Dari DPC Aptrindo, semua kita serahkan ke masing-masing perusahaan. Kalau ada yang pengen cepet lewat tol, tentunya ada tambahan biaya untuk tolnya. Tapi, kalau mau menggunakan jalur biasa tidak buru-buru ya kita tetap pakai jalan nasional. Karena yang jelas, cukup berat dengan tarif tol sekarang ini. Dari Semarang ke Jakarta saja, bisa Rp1 juta sekali jalan dan kalau PP ya Rp2 juta,” kata Supriyono, Jumat (15/2).
Lebih lanjut Supriyono menjelaskan, sebenarnya ada dampak positif lain dari dibukanya jalan tol Trans Jawa bagi para sopir dan itu dianggap cukup menguntungkan. Yakni, jalur pantura menjadi lebih lancar dan tidak terlalu padat.
“Dengan jalan tol, sebenarnya sangat diuntungkan. Karena, jalan nasional akan lebih lengang ,sebab mobil pribadi banyak lewat jalan tol. Truk akan lebih lancar, karena bus pariwisata juga lewat tol. Ini keuntungan lainnya,” pungkasnya. (Bud)