Stimulus Apa yang Perlu Dilakukan untuk Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi?

Ilustrasi
Ikuti Kami di Google News

Semarang, Idola 92.6 FM – Iklim investasi akhir tahun ini sampai tahun depan dinilai belum banyak terkerek naik. Realisasi investasi masih melambat. Khususnya pada investasi asing.

Demikian dikemukakan ekonom Institute for development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira dalam Jawa Pos (05/11/2019). Menurut Bhima, iklim investasi yang masih lesu dipicu isu resesi global. Ada juga risiko harga komoditas yang rendah dan berdampak turunnya investasi di sektor perkebunan. Apalagi kalau daya saing dan kemudahan berbisnis tidak ada perkembangannya.

Seperti diketahui, peringkat kemudahan berbisnis Indonesia stagnan di angka 73 dari 190 negara, meski skornya naik 1,64 dari 67,96 menjadi 69,6. Dengan kondisi itu, pemerintah memang harus ekstra keras menggeliatkan iklim investasi melalui berbagai kebijakan. Lantas, stimulus apa yang perlu dilakukan untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi? Guna mendiskusikan persoalan ini, Radio Idola Semarang mewawancara ekonom INDEF Bhima Yudhistira Adhinegara. (Heri CS)

Berikut diskusinya:

Artikel sebelumnyaMendorong Akuntabilitas Kepengelolaan JKN-KIS di Tengah Kebijakan Kenaikan Tarif?
Artikel selanjutnyaPotensi atau Berkah Apa yang Bisa Kita Tuai dengan Disepakatinya Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (The Regional Comprehensive Economic Partnership/ RCEP)?