Semaan Quran, Tradisi Leluhur di Masjid Kauman Semarang

Semarang, Idola 92.6 FM – Bulan Ramadan banyak umat Islam yang berlomba-lomba mendulang pahala lebih, melalui kegiatan bermanfaat. Salah satunya ada mengaji kitab suci Alquran, atau orang Jawa juga biasa menyebut dengan semaan.

Salah satu tradisi wajib yang sampai saat ini masih bertahan di bulan Ramadan adalah semaan Quran di Masjid Kauman Semarang.

Pengasuh semaan Quran di Masjid Kauman KH Ahmad Naqib Noor mengatakan kegiatan tersebut sudah berlangsung turun termurun, dan diyakini telah dilakukan puluhan tahun yang lalu. Yang unik, pengajian ini menggunakan bahasa pengantar bahasa Jawa yang sederhana dan mudah dipahami para jamaahnya.

Menurutnya, para jamaah yang mengikuti pengajian tafsir Quran ini tidak hanya dari Kota Semarang dan sekitarnya saja. Bahkan, ada yang datang dari luar kota dan luar pulau. Paling jauh dari Pulau Sumatera.

Kegiatan semaan Quran, jelas Mbah Ahmad Naqib, sapaannya, dimulai pada 1 Ramadan dan berakhir 26 Ramadan. Dilakukan setelah salat dzuhur, dan berakhir hingga waktu salat ashar tiba.

“Sudah berjalan beberapa puluh tahun, di masjid ini diadakan ada yang menyebut tadarus dan semakan atau ada yang menyebut pengajian biasa. Tapi yang jelas, setiap Ramadan mulai tanggal 1-26 itu kajiannya dengan Alquran dan dijelaskan. Insya Allah ilmu-ilmu yang terkandung dalam Alquran mulai ilmu tajwidnya, qiroahnya dan terjemahannya,” kata Mbah Ahmad Naqib, belum lama ini.

Lebih lanjut Mbah Ahmad Naqib menjelaskan, setiap hari selalu penuh sesak jamaah yang mengikuti kajian tarsir Quran. Bahkan, serambi masjid hingga halaman penuh dengan jamaah yang rerata sudah berusia senja.

“Sekarang zamannya sudah canggih, sehingga kegiatan ini juga ditayangkan lewat streaming. Masyarakat yang tidak bisa datang langsung, bisa mengikuti lewat streaming yang disediakan pemuda masjid,” pungkasnya. (Bud)

Ikuti Kami di Google News
Artikel sebelumnyaTempat Wisata Instagramable di Kota Semarang Bertambah Dengan Kehadiran Dream Mansion
Artikel selanjutnyaMenanti Jiwa Ksatria dan Pendekar pada Diri Para Elite Politik Pasca Pemilu 2019