Semarang, Idola 92.6 FM – Hunian vertikal atau apartemen, masih belum menjadi tren bagi masyarakat Kota Semarang. Meski beberapa pengembang mampu menjual unit, namun penjualannya tidak sebanyak hunian rumah tapak. Bahkan, ada pengembang apartemen di wilayah Semarang atas harus berhenti karena kurang laku.
Ketua DPD Real Estat Indonesia (REI) Jawa Tengah Prijanto mengatakan memang ada beberapa pengembang apartemen di Kota Semarang, yang mampu menjual unit apartemen cukup banyak. Sebut saja apartemen Alton di depan gerbang kampus Undip Tembalang, atau apartemen Cordova yang berada tepat di samping pintu gerbang tol Tembalang.
Namun, jelas Prijanto, banyak juga pengembang apartemen harus gigit jari dan menghentikan proyeknya karena tidak memiliki prospek pasar yang bagus. Padahal, lokasinya juga sama di kawasan Banyumanik di kota atas.
Menurutnya, kondisi ini juga berlaku umum di wilayah kota-kota besar di Indonesia. Termasuk di Jakarta dan Surabaya.
“Nampaknya, untuk apartemen juga terpengaruh secara nasional belum begitu bagus perkembangannya. Sehingga, rekan-rekan yang membangun di kota atas ini ada yang terhambat. Misalnya Paragon dan Abimanyu. Harapan kami, apartemen bisa mulai bangkit lagi dan pemasarannya bagus lagi,” kata Prijanto, belum lama ini.
Prijanto lebih lanjut berharap, pada tahun depan pasar hunian vertikal atau apartemen bisa menggeliat. Sehingga, kebutuhan akan hunian vertikal akan menjadi tren pada 2020 mendatang.
“Harapan kami sebagai pengembang, masyarakat yang kesulitan mendapatkan hunian tapak bisa mengalihkan ke apartemen. Hal itu juga menyiasati sulitnya mendapatkan lahan murah di pusat kota,” pungkasnya. (Bud)