Semarang, Idola 92.6 FM – Sebanyak 15 negara mengunci 20 bab pokok-pokok pengaturan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (The Regional Comprehensive Economic Partnership/ RCEP) di Bangkok, Thailand Senin lalu. Perundingan mengenai beberapa isu yang masih jadi masalah dengan India akan dilanjutkan secara parallel sampai penandatanganan RCEP yang ditargetkan pada November 2020.
Pernyataan bersama para pemimpin negara peserta RCEP ini merupakan hasil Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) RCEP. Sebelum KTT ke-35 ASEAN secara resmi ditutup. Dalam penutupan KTT ASEAN, perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-Ocha menyerahkan keketuaan ASEAN tahun depan kepada PM Vietnam Nguyen Xuan Phuc. Perang dagang AS-China dan meningkatnya proteksionisme memberikan dorongan baru untuk segera menuntaskan negosiasi RCEP yang telah berlangsung selama 7 tahun.
Perundingan blok RCEP diikuti 10 negara mitra yakni China, Jepang, Korea Selatan, Australia, Selandia Baru, dan India. Namun, India menarik diri pada menit terakhir perundingan. Hampir semua pemimpin ASEAN hadir dalam KTT RCEP termasuk Presiden Jokowi dan 6 pemimpin negara mitra. Lantas, potensi atau berkah apa yang bisa kita tuai dengan disepakatinya Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional atau RCEP? Mendiskusikan ini, Radio Idola Semarang mewawancara Dr. Maddaremmeng A Panennungi (Study Centre Universitas Indonesia (ASC UI). (Heri CS)
Berikut diskusinya:
Listen to 2019-11-06 Topik Idola – Dr. Maddaremmeng A Panennungi byRadio Idola Semarang on hearthis.at
Listen to 2019-11-06 Topik Idola – Dr. Maddaremmeng A Panennungi byRadio Idola Semarang on hearthis.at