Polda Jateng Berikan Pengamanan Ekstra Untuk Pejabat Yang Kunjungan ke Daerah

Rycko Amelza Dahniel
Rycko Amelza Dahniel.

Semarang, Idola 92.6 FM – Kasus penusukan yang menimpa Meko Polhukam Wiranto di Banten, menjadi pelajaran bagi jajaran keamanan untuk meningkatkan antisipasi dan kewaspadaan. Tidak terkecuali bagi jajaran Polda Jawa Tengah, untuk mengamankan setiap pejabat yang melakukan kunjungan kerja ke daerah.

Kapolda Jateng Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel mengatakan pihaknya akan lebih intens, di dalam melakukan detensi dini terhadap kemungkinan-kemungkinan yang terjadi saat pengawalan terhadap pejabat negara. Setiap personel yang bertugas di lapangan dan melaksanakan pengamanan, sudah dibekali pengetahuan standar operasi tentang pengamanan dan pengawalan tamu VVIP.

Rycko menjelaskan, kasus penusukan yang dialami Menko Polhukam Wiranto menjadi bahan kajian bersama untuk meningkatkan kewaspadaan.

Menurutnya, Jateng merupakan daerah yang kerap dikunjungi pejabat negara termasuk Presiden Joko Widodo. Sehingga, jaminan keamanan bagi pejabat yang melakukan kunjungan ke daerah sangat diperhatikan.

“Kita sudah memiliki standar untuk pengamanan tamu VVIP. Tentunya ini menjadi pelajaran buat kami semua, untuk selalu meningkatkan kewaspadaan dan tidak lengah. Dengan kejadian ini, tentunya menjadi pelajaran buat kita untuk semakin meningkatkan itu maximum security untuk markas komando dan mako. Kita punya anggota yang memiliki body system, untuk menjaga mereka semua. Jangan lengah dan jangan under estimed, tetap laksanakan SOP,” kata Rycko, Jumat (11/10).

Lebih lanjut Rycko menjelaskan, pihaknya juga telah melakukan tindakan awal pemeriksaan di rumah salah satu pelaku penusukan Menko Polhukam Wiranto di Banten. Yakni Fitri alias Pipit, yang diketahui merupakan warga Brebes.

“Kita menerima informasi dari Jakarta, bahwa salah seorang pelaku itu adalah warga Brebes. Kita laksanakan tindakan awal di tempat tinggalnya, dan untuk olah TKP dilakukan Densus 88. Tentunya, ini menjadi pelajaran bagi semua untuk lebih meningkatkan pola-pola deteksi dini dan meningkatkan pemberdayaan masyarakat. Termasuk, mengetahui hal-hal asing yang terjadi di lingkungan tempat tinggalnya,” jelasnya.

Kapolda berharap, masyarakat bisa membantu kepolisian untuk memberikan informasi jika mengetahui ada anggota keluarga atau tetangganya mengalami perubahan perilaku. Terutama, yang mengarah ke paham radikal.

“Laporan itu untuk melindungi, agar tidak jauh tersesat dan mengorbankan keluarganya,” tandasnya. (Bud)

Ikuti Kami di Google News
Artikel sebelumnyaMerefleksi Turunnya Indeks Daya Saing Indonesia, Apa Penyebab dan Bagaimana Memperbaiki Kondisi ini?
Artikel selanjutnyaPLTSa Putri Cempo Siap Sulap Sampah Jadi Briket