Semarang, Idola 92.6 FM – Memasuki akhir dari 2019, laju perekonomian di dalam negeri masih melambat. Dampaknya, beberapa sektor usaha dan bisnis mengalami imbasnya. Termasuk di sektor properti.
Ketua Property Expo Semarang Dibya Hidayat mengatakan menjelang tutup tahun pada pameran rumah ketujuh di Mal Ciputra, potensi penjualan rumah hanya tercatat 20 unit dengan nilai transaksi sekira Rp12 miliar. Kondisi ini dianggap kurang menguntungkan, karena sektor perekonomian terhambat.
Dibya menjelaskan, ada banyak faktor yang memengaruhi perlambatan perekonomian di dalam negeri. Namun, yang paling terasa adalah pengaruh dari perekonomian global.
Menurutnya, karena hal itu banyak yang kemudian menunda pembelian rumah untuk tempat tinggal ataupun sebagai investasi.
“Memang belum menggembirakan pencapaiannya. Kami takutnya juga kalai berkepanjangan, akan mengganggu roda perekonomian di bidang properti. Sekarang ini kalau kita lihat secara makronya, perekonomian global dan nasional itu belum bagus-bagus amat dari berbagai sektor industri dan usaha. Temen-temen itu bilang, kalau perekonomian kurang bagus,” kata Dibya, kemarin.
Dibya lebih lanjut menjelaskan, dirinya juga belum bisa mengambil kesimpulan dengan masih rendahnya transaksi penjualan perumahan menjelang akhir tahun.
“Apakah ini karena daya serapnya rendah, atau yang daya beli masyarakat rendah. Tapi yang pasti, memang ekonominya belum baik ya,” jelasnya.
Dibya berharap, pada tahun depan terjadi perubahan yang baik di sektor properti. Sehingga, para pengembang semakin bergairah dalam mempromosikan produk perumahannya. (Bud)