Pengembang Rumah di Semarang Geser Segmen Pasar ke Kelas Menengah Atas

Ikuti Kami di Google News

Semarang, Idola 92.6 FM – Kota Semarang di bagian timur sebelah selatan, sekarang mulai berbenah dan segmentasi perumahan juga mengalami perubahan. Terutama, prospek penjualan rumah-rumah kelas menengah ke atas.

General Manager CitraGrand Semarang Yuliarso Christiono mengatakan dalam pengembangan kawasan kota, memang wilayah timur Kota Semarang cenderung banyak segmentasi untuk perumahan tipe menengah ke bawah. Namun, dalam dua tahun terakhir ini terjadi pergeseran pasar penjualan rumah di wilayah timur Kota Semarang, terutama di bagian selatan.

Menurutnya, produk-produk properti yang ditawarkan para pengembang mulai bergeser ke pasar menengah atas dan bermain di kisaran harga di atas Rp1 miliar kebih. Bahkan, produk rumah dengan harga Rp2 miliar cukup laris di wilayah timur bagian selatan Kota Semarang itu.

“Semester kedua ini masih cukup optimislah, masih cukup baik. Kita akan bikin produk yang harganya di atas Rp2 miliar sampai Rp3 miliar. Itu adalah tipe paling premium yang pernah dijual. Segmen kita adalah yang paling atas, atau masyarakat menengah ke atas. Kita bikin rumah yang dengan kelebihan dan kemewahan,” kata Yuliarso, Selasa (10/9).

Lebih lanjut Yuliarso menjelaskan, dukungan infrastruktur yang memadai juga mendorong pertumbuhan penjualan properti di wilayah timur bagian selatan itu. Sehingga, masyarakat sebagai calon konsumen merasa nyaman dengan akses jalan yang lebar dan infrastruktur lainnya.

“Kita lihat sekarang, Jalan Kedungmundu sudah lebar kanan kirinya dari arah MT Haryono maupun dari Sambiroto. Jalan Sambiroto sekarang juga sudah lebar, ini nilai positif bagi pengembang yang ada di wilayah timur bagian selatan,” jelasnya.

Yuliarso juga menyebut, keberadaan sejumlah pusat perbelanjaan dan fasilitas pendidikan yang memadai juga memberikan andil terhadap penjualan rumah dengan harga di atas Rp2 miliar. (Bud)

Artikel sebelumnyaKemendag Musnahkan Ribuan Barang Salahi Aturan Importir
Artikel selanjutnyaMenyoal Polemik KPAI dan PB Djarum, Benarkah Audisi yang Dilakukan Mengeksploitasi Anak? Bagaimana Mestinya Menyikapi Polemik ini?