Semarang, Idola 92.6 FM – Banyaknya calon investor yang berminat berinvestasi ke Jawa Tengah, menjadi angin segar bagi pemprov untuk membuka pintu selebar-lebarnya. Terutama, yang mengincar wilayah pantura Jateng.
Asisten Ekonomi dan Pembangunan Setda Jateng Peni Rahayu mengatakan meningkatnya calon investor yang akan menanamkan sahamnya di Jateng, menjadi peluang provinsi untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi.
Namun, jelas Peni, ketersediaan lahan yang terbatas menjadi kendala. Terutama, lahan-lahan yang masih dan peruntukannya sebagai hutan lindung.
Menurutnya, pemprov akan berkonsultasi dengan pemerintah pusat berkaitan dengan kendala ketersediaan lahan bagi calon investor. Utamanya, soal kawasan holding zone L5.
“Sebetulnya, model holding zone sudah biasa dipakai di kehutanan. Tanah-tanah pinjam pakai dan tukar menukar, itu biasa di kehutanan. Sekarang masih proses, mungkin belum yang tanahnya jadi hutan tapi di kemudian hari mungkin akan dibuat jalan tol. Kan sudah biasa dijadikan holding zone. Kemudian tanah penggantinya juga begitu, kan dalam proses tata ruang. Jadi, itu sebetulnya sudah biasa,” kata Peni baru-baru ini.
Lebih lanjut Peni menjelaskan, pembahasan tentang ketersediaan lahan ini harus memertimbangkan kualitas dan kesejahteraan masyarakat. Apabila masih bisa disiasati dengan membelokkan lahan, tentu tidak akan menyalahi aturan.
“Jateng telah dijanjikan pemerintah pusat untuk terus didukung, khususnya kegiatan ekonomi. Karena, itu untuk mendorong pertumbuhan industri lebih cepat berkembang,” jelasnya.
Diketahui, Pemprov Jateng melalui Central Java Investment Business Forum (CJIBF) dan Central Java Business Expo (CKBF) 2019 akan kembali digelar pada 5 November di Jakarta. Kegiatan itu, rencananya akan dihadiri calon investor dari dalam dan luar negeri. (Bud)