Semarang, Idola 92.6 FM – Musim kemarau tahun ini memang dirasakan cukup panjang, dan berdampak pada elevasi air di waduk atau bendungan yang ada di wilayah Jawa Tengah. Beberapa di antaranya, bahkan ada yang kosong atau kering dan sebagian lainnya masih berisi air dengan elevasi sudah berkurang dari total kapasitasnya.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air dan Penataan Ruang Jateng Eko Yunianto mengatakan berdasarkan pantauan yang dilakukan, dari 41 bendungan di provinsi ini sampai akhir Agustus dan pekan pertama September 2019 kondisinya memang mengalami penyusutan. Bahkan, untuk waduk kecil dalam keadaan kering atau tidak ada air sama sekali.
Eko menyebutkan, waduk yang kering tanpa air itu ada di Waduk Tempuran Blora, Waduk Sangeh Purwodadi, Waduk Ngancar Wonogiri dan Waduk Botok Sragen.
Menurutnya, karena Jateng cukup banyak daerah yang terdampak kekeringan, sehingga pola tanamnya sudah distruktur bukan tanam padi melainkan palawija. Sebab, tanaman palawija tidak membutuhkan air dalam jumlah banyak.
Namun demikian, jelas Eko, meski di beberapa daerah ada yang menanam padi, tetap akan dipantau pengairannya. Misalnya, dengan mengarahkan pada penggunaan air drainase di sungai dan dibantu sumur pompa.
“Berdasarkan volume waduk ini bisa kita hitung. Artinya, rekomendasi ke daerah irigasi itu sudah terstruktur. Di dalam MT-1, MT-2 dan MT-3 dan sekarang kita berada di MT-3. Masa tanam 3 itu pasti di dalam konsep irigasi, tidak ada yang padi tapi tanam polowijo. Hanya kenyataan di lapangan, kadang-kadang masih ada yang tanam padi,” kata Eko, Selasa (10/9).
Lebih lanjut Eko meminta kepada warga, terutama kelompok tani untuk ikut memantau aliran air waduk. Tujuannya, untuk memastikan aliran air bisa merata ke areal persawahan.
“Kita juga dorong masyarakat memerbanyak biopori, untuk mengupayakan pengembalian areal serapan air di musim hujan nantinya. Kalau itu bisa digerakkan, akan memberi kontribusi luar biasa,” jelasnya.
Diketahui, dari semua waduk yang ada di Jateng hampir semuanya mengalami penurunan volume air yang bervariasi. Hanya ada dua waduk besar yang kondisi atau debit airnya masih stabil, yaitu Cacaban di Tegal dan Jatibarang Semarang di atas rencana. (Bud)