Pemprov Jateng Minta Warga Aktifkan Patroli Cari Sarang Tawon Endhas di Wilayahnya

Tawon Ndas
Ikuti Kami di Google News

Semarang, Idola 92.6 FM – Serangan tawon Vespa Affinis atau biasa dikenal dengan tawon endhas di Jawa Tengah, sudah memakan korban. Beberapa wilayah di provinsi ini, dilaporkan terjadi banyak serangan dari tawon endhas yang menyebabkan jatuh korban jiwa.

Gubernur Ganjar Pranowo mengatakan untuk mengantisipasi serangan tawon endhas, pihaknya meminta pemkab/pemkot berkoordinasi dengan instansi terkait dalam mengatasi persoalan itu. Termasuk, bagaimana mengambil langkah pencegahannya.

Ganjar menjelaskan, upaya sederhana yang bisa dilakukan masyarakat dengan mengaktifkan patroli di wilayah-wilayah sebagai indikasi sarang tawon itu. Jika sudah dilakukan patroli, maka bisa dilakukan upaya pembasmian.

Menurutnya, jika pemkab/pemkot tidak mampu mengatasinya bisa meminta bantuan ke pemprov.

“Saya sudah sampaikan kepada bupati, kalau memang ini segera diambil satu tindakan yang sifatnya mendekati darurat segera saja diambil. Jadi, biar dicarikan pakar yang meneliti soal ini. Pada saat saya di Klaten di Rawa Jombor itu ada beberapa pakar dari UGM. Mereka siap menjembatani antara Pemkab klaten dengan dengan ahli-ahli tawon yang ada di UGM, untuk mencari sumber dan cara menyelesaikan itu. Maka, tindakan yang paling gampang sekarang harus ada patroli,” kata Ganjar, Rabu (27/11).

Lebih lanjut Ganjar menjelaskan, dengan gerak cepat yang dilakukan diharapkan bisa mengatasi serangan tawon endhas. Bahkan, pemkab/pemkot bisa menetapkan sebagai kondisi darurat jika memang tidak mampu mengatasi.

“Kalau memang tidak bisa dan seandainya perlu tindakan darurat, ya segera saja dicarikan pakarnya. Kalau tidak, bagaimana memproteksi diri untuk melindungi dari serangan tawon,” jelasnya.

Diwartakan, serangan tawon endhas ini dilaporkan terjadi di Klaten pada 2016 sebanyak 667 kasus dan 10 orang meninggal dunia menjadi korban serangan tawon. Kemudian di Kabupaten Pemalang, sejak 2018 juga tercatat ada sembilan orang meninggal dunia.

Sementara itu, di Kabupaten Sukoharjo juga memusnahkan 400 sarang dalam setahun ini. Sedangkan di Boyolali, setiap malam ada permintaan pemusnahan sarang tawon endhas yang dilaporkan masyarakat. (Bud)

Artikel sebelumnyaRatusan Ribu Warga Jateng Yang Terima PKH Mundur Karena Tidak Lagi Miskin
Artikel selanjutnyaBagaimana Peta Jalan Menuju Kemerdekaan Guru?