Semarang, Idola 92.6 FM – Pondok pesantren sebagai lembaga mencetak santri dan menyiapkan santri berkualitas, juga harus mampu mengatasi persoalan di daerahnya masing-masing. Sehingga, para santri juga bisa ikut berkontribusi dalam pembangunan di lingkup kabupaten/kota, provinsi hingga nasional.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan para santri sudah waktunya bisa meningkatkan kemampuan, untuk menjawab tantangan dan perkembangan zaman. Sudah seharusnya juga, para santri berperan membantu pemerintah daerah setempat untuk membangun daerahnya. Pernyataan itu dikatakannya pada peringatan Hari Santri Nasional di Alun-alun Kabupaten Rembang, Selasa (22/10).
Ganjar menjelaskan, Undang-Undang tentang Pondok Pesantren yang sudah disahkan menjadi kado pada peringatan Hari Santri Nasional. Sehingga, para santri diharapkan bisa berkontribusi menyelesaikan masalah sesuai dengan keilmuannya.
“Ada kado yang menarik di Hari Santri ini, adalah lahirnya Undang-Undang Pondok Pesantren. Sekarang pesantren punya akses terhadap kebijakan publik juga, termasuk anggaran. Bahkan, penyetaraannya sudah disamakan dengan sekolah umum. Tentu ini kado yang indah, buat para santri di Hari Santri kelima ini. Berikutnya, santri dihadapkan pada tantangan perubahan zaman yang luar biasa. Jadi, sekarang santri yang ngaji tapi sekaligus menyelesaikan persoalan. Perubahan apa? Perubahan informasi tantangan masa depan soal lingkungan dan bonus demografi dan lain-lain,” kata Ganjar.
Lebih lanjut Ganjar menjelaskan, pada masa kemerdekaan banyak santri mengambil peran. Karena itu, tidak heran jika dalam perjalanan bangsa banyak kalangan santri mulai tampil sebagai pemimpin. Tidak hanya di tingkat pemerintahan, tapi juga di sejumlah perusahaan.
“Dulu ada Gus Dur duduk memimpin negeri ini. Kemudian, siapa tidak kenal wakil presiden kita sekarang seorang kiai. Jawa Tengah juga punya Gus Yasin yang duduk sebagai wakil gubernur, dan juga merupakan kiai,” pungkasnya. (Bud)