Pemprov Jateng Inginkan Warga Desa Kembangkan Pasar Tradisional Jadi Destinasi Wisata

Geliat aktivitas di Pasar Tradisional Lembah Merapi di Kabupaten Magelang sebagai destinasi wisata. (Photo: ISTIMEWA)
Ikuti Kami di Google News

Semarang, Idola 92.6 FM – Pasar tradisional yang ada di desa-desa di wilayah Jawa Tengah, jika dikembangkan akan menjadi destinasi pariwisata unik. Bahkan, akan menggerakkan roda perekonomian wilayah setempat.

Gubernur Ganjar Pranowo mengatakan pasar-pasar tradisional atau pasar musiman yang ada di Jateng, layak untuk dikembangkan menjadi destinasi wisata menarik bagi para pengunjung. Terlebih lagi, konsep dan penataannya dibuat unik dan daripada yang lain.

Salah satu yang bisa ditiru, jelas Ganjar, adalah Pasar Tradisional Lembah Merapi di Desa Banyubiru, Kecamatan Dukun di Kabupaten Magelang. Sistem pembayaran di pasar itu cukup unik, karena tidak boleh menggunakan uang Rupiah atau Dollar sebagai alat pembayaran yang sah. Melainkan, hanya boleh menggunakan koin dari bambu.

Menurutnya, masyarakat sekitar menjajakan aneka penganan jadul tempo dulu. Misalnya gethuk, dawet, sego megono, iwak wader, serabi, jamu dan aneka kuliner yang jarang ditemui di restoran-restoran.

Ganjar menjelaskan, dengan latar pemandangan Gunung Merapi, tempat ini memang sangat menarik. Tinggal penataan, agar tambah rapi. Oleh karenanya, konsep pasar tradisional dengan potensi wisata dan ekonomi perlu terus dikembangkan di sejumlah wilayah di Jateng.

“Minimal di ujung-ujung kampung atau di ujung daerah terpencil ini ekonomi kreatifnya bisa muncul. Dan sumber daya yang dibutuhkan, disuplai langsung masyarakat di sekitarnya. Menurut saya bagus, dan tinggal penataan agar lebih cantik. Umpamanya saat ini kemarau dan banyak debu, maka perlu penataan lingkungan. Mungkin tanahnya dibuat susunan batu-batu, ini akan menjadi menarik. Kemudian, dibuat taman yang indah,” kata Ganjar belum lama ini.

Lebih lanjut Ganjar menjelaskan, geliat kampung-kampung yang memunculkan ekonomi kreatif akan terus didukung. Sehingga, ekonomi masyarakat bisa terangkat.

“Usul saya berikutnya, diperbanyak event. Apakah mereka menari, menyanyi dan memunculkan keunikan-keunikan di daerahnya masing-masing,” jelasnya.

Koordinator Pasar Tradisional Lembah Merapi, Bayu Sapta Nugraha menambahkan, pasar tradisional mulai beroperasi sejak Februari 2019. Mengandalkan konsep jadul, pangsa pasar yang ditarget adalah wisatawan luar Magelang.

“Alhamdulillah, pengunjung sangat antusias. Setiap event, lebih dari lima ribu orang berkunjung. Omzetnya juga bisa mencapai Rp40 juta sekali event,” ujar Bayu. (Bud)

Artikel sebelumnyaPemprov Jateng Siap Buka Kerja Sama Pariwisata Dengan Malaysia
Artikel selanjutnyaDinkes Jateng Terus Upayakan Penurunan Angka Kesakitan dan Kematian Baik PM Atau PTM