Pemprov Jateng Ajak Masyarakat Responsif Terhadap Ancaman Bencana di Lingkungannya

Ikuti Kami di Google News
pohon tumbang
Sejumlah warga menyanggap pohon yang akan tumbang dengan batang bambu. (dok. BPBD Kota Semarang)

Semarang, Idola 92.6 FM – Jawa Tengah merupakan daerah dengan ancaman bencana yang cukup banyak, di antaranya banjir dan juga angin puting beliung.

Penjabat sementara Sekda Jateng Herru Setiadhie mengatakan sebagai provinsi yang cukup lengkap ancaman kebencanaannya, mengharuskan masyarakat harus tanggap dan peduli terhadap lingkungan sekitarnya. Yakni, dengan mengetahui potensi bencana yang mungkin timbul saat peralihan musim dari kemarau ke musim hujan.

Herru menjelaskan, terkait dengan fenomena belakangan ini yang sering terjadi pohon tumbang juga harus bisa diantisipasi atau diminimalisir dari tindakan masyarakat sendiri. Jika mengetahui ada pohon menjulang tinggi dan rawan roboh, bisa melakukan tindakan pencegahan.

Menurutnya, masyarakat harus aktif melaporkan jika di daerahnya ada pohon yang rawan tumbang karena lapuk dimakan usia.

“Seingat saya, sampai tahun berjalan itu ada beberapa pos. Baik itu nanti yang sifatnya sarana, itu ada. Dan selalu on call, dalam artian begitu terverifikasi BPBD provinsi berkolaborasi dengan kabupaten/kota pasti segera ada realisasi pencairannya,” kata Herru, Rabu (11/12).

Lebih lanjut Herru menjelaskan, yang diperlukan saat ini memang kesiapsiagaan dari masyarakat selalu dijaga. Sehingga, masyarakat tidak hanya mengandalkan aparat daerah.

Wakil Ketua Komisi D DPRD Jateng Hadi Santoso juga berpendapat demikian, jika respon masyarakat terhadap potensi bencana di daerahnya harus ditingkatkan. Pemerintah juga sudah melakukan edukasi dan pembinaan, untuk melatih respon masyarakat tanggap terhadap bencana.

Menurutnya, pemprov juga telah menganggarkan dana tak terduga yang jumlahnya tidak sedikit untuk antisipasi kebencanaan.

“Memang, kalau cara respon terhadap kebencanaan itu kan yang paling diperlukan adalah pastisipasi aktif dari masyarakat secara total. Karena, ini kan bencana yang tidak bisa diprediksi dan lokasinya itu sering mengalami perpindahan dari satu titik ke titik yang lain. Jadi, kita tidak bisa secara jelas merencanakan bentuk penanganannya seperti apa,” ucap Hadi.

Hadi menyatakan, Pemprov Jateng juga telah jauh hari menggelar program tanggap bencana untuk melatih kepekaan masyarakat. Serta, pembentukan tim relawan siaga bencana di setiap kecamatan hingga desa/kelurahan. (Bud)

Artikel sebelumnyaBagaimana Membangun Narasi sebagai Bagian dari Edukasi Publik agar Bersikap Antikorupsi dan Tak Permisif?
Artikel selanjutnyaPertamina MOR IV Siapkan Tambahan BBM Sebanyak 15 Persen Selama Libur Nataru