Semarang, Idola 92.6 FM – Pasar property di Semarang dari Januari hingga November 2019 ini mulai tumbuh, khususnya untuk rumah dengan harga rata – rata Rp.1 miliar.
Ketua panitia Property Expo, Dibya K Hidayat mengatakan, selama delapan kali pameran perumahan komersial di Semarang, pihaknya mampu mencatatkan penjualan hingga 202 unit rumah dengan nilai transaksi Rp.225 miliar. Jumlah ini lebih tinggi dibandingkan dengan tahun lalu yang mencatatkan penjualan 293 unit rumah untuk 10 kali pameran.
“Tahun lalu nilai transaksinya Rp.239 miliar untuk sepuluh kali pameran, jadi tahun ini lebih baik. Kita harapkan ini jadi tren positif, setelah bertahun – tahun tidak mengalami peningkatan yang bagus,” ungkap Dibya di sela acara penutupan Property Expo ke-8 baru-baru ini.
Namun demikian Dibya berharap pasar perumahan dengan range harga antara Rp.300 juta hingga Rp 500 juta tetap digarap oleh pengembang perumahan, mengingat segmen terebut merupakan pasar terbesar saat ini. Ia optimis penjualan di segmen itu memiliki potensi besar, karena rumah merupakan salah satu kebutuhan pokok masyarakat.
“Orang bisa menunda membeli rumah, tetapi tidak bisa membatalkan karena merupakan kebutuhan. Jadi tahun depan kita optimis ini akan berkembang,” ujarnya
Untuk itu, pemerintah diminta untuk mejaga kebijakan ekonomi yang mendukung sector property, sehingga dapat menunjang pertumbuhan ekonomi indonesia.
“Semoga dengan pemerintah yang baru ini ada perbaikan di sector ekonomi sehingga memacu pertumbuhan ekonomi yang salah satu penggeraknya adalah property. Kalo property turun maka pertumbuhan ekonomi juga turun,” Tegas Dibya
Dibya menambahkan saat ini kalangan pengembang perumahan mulai menghitung kenaikan harga rumah untuk tahun depan. Kendati demikian saat ini pertimbangan kenaikan harga hanya didsarkan pada kenaikan harga tanah yang memang tidak bisa dibendung.
“Kalau sejauh ini harga material masih stabil ya. Tapi kalau harga tanah memang terus naik tiap tahunnya sesuai dengan permintaan masyarakat,” pungkas Dibya. (tim)