Semarang, Idola 92.6 FM – Wakil Ketua Bidang Promosi, Humas dan Publikasi DPD Real Estat Indonesia (REI) Jawa Tengah Dibya Hidayat mengatakan jika masih ada pengembang perumahan berorientasi kepada konsumen lama dan mengabaikan pasar baru, maka harus bersiap kehilangan momentum mendapatkan pasar milenial. Karena, pasar milenial akan memiliki produk dan layanan yang berbeda dengan pasar sebelumnya.
Sebab, jelas Dibya, para pengembang perumahan di Tanah Air harus siap menerima calon pembeli dari segmen kalangan milenial yang sebentar lagi memasuki dunia kerja dan akan memulai kehidupan berumah tangga. Sehingga, para pengembang perumahan harus bisa menyiapkan produk yang sesuai dengan kalangan milenial.
Menurutnya, generasi milenial ini pada 2020 mendatang akan mencapai 35 persen dari seluruh total populasi penduduk Indonesia.
Artinya, jelas Dibya, ada sekira 75 juta jiwa generasi milenial tinggal di perkotaan dan memiliki penghasilan cukup baik. Sehingga, para pengembang perumahan di provinsi ini harus bisa menangkap peluang pasar tersebut untuk mendongkrak penjualan.
“Kaum milenial ini adalah suatu perubahan perilaku untuk market. Benar-benar berubah pasarnya. Mungkin juga skim-skim kredit atau regulasi juga bisa disesuaikan lagi, misalkan persyaratannya KPR lebih dipermudah. Dokumen usaha yang diperjelas, dan usaha yang lainnya. Tapi kaum milenial ini dari sisi usaha ada coffee shop dan duitnya banyak,” kata Dibya, Senin (15/7).
Dibya lebih lanjut menjelaskan, saat ini sebenarnya sudah bisa dirasakan adanya permintaan perumahan dari kalangan milenial. Terutama, segmen rumah dengan harga di bawah Rp1 miliar.
“Jangan salah lho, ya. Mereka ini punya duit banyak dan pekerjaannya tidak seperti orang kebanyakan. Youtuber kan banyak anak muda, dan pemasukan per bulannya bisa jutaan,” tandasnya. (Bud)