Semarang, Idola 92.6 FM – Tanah Papua kembali bergejolak, Senin (19/08/2019). Dipicu insiden di Malang dan Surabaya massa turun ke jalan di Manokwari Papua Barat dan disertai dengan aksi pembakaran. Namun, kita bersyukur—suasana terkini di Jayapura Papua, Manokwari Papua Barat sudah berangsur normali kembali.
Menurut Kapolri Jenderal Tito Karnavian, apa yang terjadi di Surabaya dan Malang sebenarnya hanya peristiwa kecil. Namun ada oknum tertentu yang memanfaatkan kejadian di dua kota tersebut untuk memicu kerusuhan yang lebih besar lagi. Oknum tersebut kemudian menyebarkan informasi yang tak benar atau hoaks di media sosial.
Kita patut menyesalkan kejadian yang terjadi di Surabaya dan Malang hingga memicu insiden kerusuhan di Manokmari. Terlepas dari itu, membahas Papua sebagai isu memang tidak sederhana. Ada banyak kerumitan yang harus diurai perlahan. Kerusuhan di Papua bukanlah hal baru. Ada banyak rentetan peristiwa massa yang pernah terjadi. Tapi bagaimanapun kerumitan itu Papua adalah NKRI dan warga Papua adalah saudara kita.
Lalu, merefleksi insiden di Manokwari Papua Barat, apa sesungguhnya yang terjadi? Apa pokok persoalan yang membuat letupan di Papua masih riskan terjadi? Apa yang mesti dilakukan agar insiden tak terulang kembali di masa mendatang? Terkait ini, Radio Idola Semarang mewawancara Direktur Riset Setara Institute/ Dosen Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta Halili. (Heri CS)
Berikut wawancaranya:
Listen to 2019-08-20 Topik Idola – Halili byRadio Idola Semarang on hearthis.at
Listen to 2019-08-20 Topik Idola – Halili byRadio Idola Semarang on hearthis.at