Semarang, Idola 92.6 FM – Direktur Solusi Bangun Indonesia Aulia M Oemar mengatakan pabrik pengolah sampah yang ada di Kabupaten Cilacap itu, setiap hari menyerap 150 ton sampah-sampah plastik. Dari sampah-sampah plastik itu, kemudian diolah menjadi briket yang bisa digunakan sebagai pengganti batu bara.
Aulia menjelaskan, pihaknya sudah cukup lama melakukan uji coba pengolahan sampah menjadi briket. Dari hasil uji coba briket tersebut, didapat kapasitas tiga ribu sampai empat ribu kalori.
Menurutnya, mesin pabrik itu merupakan bantuan dari pemerintah Denmark. Jika optimalkan, maka bisa menampung sekira 500-600 ton sampah setiap hari.
“Proyek ini sebenarnya sudah dimuali dari tahun 2014, namun konstruksinya terlaksana tahun 2017 saat itu. Kami sebagai penjahit hubungan antara pemerintah Denmark melalui lembaga nonprofit, untuk memberi hibah kepada pemerintah Indonesia,” kata Oemar, Rabu (14/8).
Lebih lanjut Oemar menjelaskan, saat ini pihaknya sedang menunggu izin operasi pengolahan sampah menjadi briket. Jika semua perizinan selesai, maka proyek bisa dijalankan.
Gubernur Ganjar Pranowo menambahkan, saat ini di Jateng ada dua proyek besar yang fokus pada pengolahan sampah. Yakni pengolahan sampah menjadi gas metan di Semarang, dan pengolahan sampah menjadi briket di Cilacap.
Khusus pabrik pengolah sampah menjadi briket di Cilacap, jelas Ganjar, sudah 100 persen siap dioperasikan dan pembelinya juga telah ada.
“Nah, mudah-mudahan ini bagian dari solusi kita untuk membereskan soal sampah. Maka, begitu ini jadi bisa berjalan. Kita sih berharap, presiden bisa meresmikan ini. Kawan-kawan yang dari PT SBI ini, kita harap nantinya akan kita undang ke kongres sampah bulan depan,” ujar Ganjar.
Ganjar menjelaskan, apabila proyek pengolahan sampah menjadi briket di Cilacap berhasil, maka akan dibuat replikanya di sejumlah daerah di Jateng. (Bud)