Semarang, Idola 92.6 FM – Kepala Kantor Regional 3 Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jawa Tengah-DIY Aman Santosa mengatakan sektor UMKM yang ada di Jateng jumlahnya cukup banyak, dan tersebar merata di 35 kabupaten/kota. Baik sektor UMKM yang bergerak di bidang kuliner, maupun kerajinan. Namun, kendala yang sering dihadapi para pelaku UMKM selain pemasaran adalah permodalan dari perbankan.
Aman menjelaskan, ada beberapa daerah yang memiliki potensi besar untuk pengembangan UMKM. Namun, sampai saat ini belum tergarap optimal dari industri jasa keuangan atau perbankan.
Menurutnya, penyaluran kredit di beberapa daerah dengan potensi UMKM besar itu penyaluran kreditnya masih di bawah rerata daerah lainnya di Indonesia.
Secara keseluruhan, jelas Aman, pertumbuhan kredit di Jateng hanya delapan persen dan jauh bila dibanding nasional yang mencapai 12 persen. Share kredit mikro di Jateng hanya 18,03 persen dari total kredit UMKM. Padahal, jumlah UMKM di Jateng mencapai 3,7 juta unit.
Kondisi tersebut, jelas Aman, menunjukkan jika sebagian besar UMKM di Jateng belum tersentuh pembiayaan dari industri jasa keuangan.
“Ada beberapa daerah yang kita riset di Jawa Tengah, punya potensi UMKM sangat besar. Tapi, industri jasa keuangan yang masuk belum begitu besar. Jadi, ada suatu potensi. Misal sektor pertanian yang menyumbang 10 persen dari PDRB Jawa Tengah, tapi kredit perbankan yang disalurkan itu baru tiga persen. Saya melihat, masih ada ruang yang sangat terbuka agar industri jasa keuangan di Jawa Tengah lebih berkontribusi,” kata Aman, Kamis (31/1).
Lebih lanjut Aman menjelaskan, sektor ekonomi paling besar di Jateng yang belum optimal digarap perbankan adalah pertanian. Padahal, sektor pertanian menyumbang pertumbuhan ekonomi di Jateng sebesar 10,67 persen. Saat ini, penyaluran kreditnya hanya 3,39 persen. (Bud)