Mempertanyakan Hasil Riset di Perguruan Tinggi, Ke Mana Hasilnya Bermuara?

Ikuti Kami di Google News

Semarang, Idola 92.6 FM – Ketika Riset-riset dan jurnal ilmiah gegap gempita. Manakala dunia kampus semakin masif dan berlomba-lomba dalam menghasilkan karya yang bisa dimuat di jurnal internasional, maka pertanyaannya, ke mana semua jurnal ilmiah itu bermuara?

Merujuk pada publikasi riset internasional yang dihasilkan peneliti meningkat dalam lima tahun terakhir. Sayangnya, kenaikan itu belum diikuti kualitas produk hasil riset. Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan, Kementerian Ristek Dikti, Muhammad Dimyati menilai, itu dikarenakan masih kuatnya ego sektoral masing-masing lembaga. Karenanya, ia berharap ada sinergi yang dibangun perguruan tinggi. Utamanya, untuk menghasilkan hasil riset yang bisa dibanggakan Indonesia di mata internasional.

Menurut Dimyati, tantangan akademisi saat ini tidak lain belum adanya ikon nasional yang bisa dibanggakan. Untuk itu, ia menekankan ini merupakan saat tepat antar perguruan tinggi bisa bersinergi untuk menghasilkan sebuah produk penelitian yang berkulitas. Tentu, yang bisa dimanfaatkan masyrakat dan menjadi produk andalan bangsa Indonesia.

Dimyati membenarkan, memang tidak mudah membangun sinergi antara penelitian tersebut. Sebab, antar lembaga dan perguruan tinggi masih akan mempertahankan nama besar masing-masing. Meski begitu, ia merasa saat ini gairah penelitian di kampus semakin meningkat dengan adanya insentif untuk kegiatan riset. Bila dulu riset tidak dianggap di perguruan tinggi, sekarang nuansa penelitian makin meningkat.

Lantas, di tengah gegap gempita perguruan tinggi melakukan riset dan mereka yang seolah berlomba-lomba hasil riset dimuat di jurnal internasional, ke mana semua jurnal ilmiah itu bermuara? Untuk memperbaiki mutu riset dan implementatif tak hanya numpuk di jurnal atau rak-rak buku, bagaimana mestinya ke depan? Apa tantangan terbesar yang dihadapi periset dan perguruan tinggi kita? Terkait peningkatan riset ini/ kemarin sempat mengemuka dalam debat pilpres ketiga yang diikuti cawapres. Calon wakil presiden Ma’ruf Amin mengatakan, pihaknya akan membentuk Badan Riset Nasional. Saat ini banyak lembaga dan kementerian melakukan riset. Bagaimana pemikiran itu? Guna menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, Radio Idola Semarang mewawancara Ketua Dewan Riset Nasional Dr Bambang Setiadi. (Heri CS)

berikut wawancaranya:

Artikel sebelumnyaMerefleksi Kasus Penembakan di Selandia Baru, Bagaimana Menumbuhkan dan Menguatkan Toleransi dan Perlindungan pada Minoritas?
Artikel selanjutnyaKPU Pastikan Surat Suara Yang Nyasar ke Hong Kong Sudah Benar Alamatnya