Semarang, Idola 92.6 FM – Sekarang sudah memasuki musim pancaroba, peralihan dari musim hujan ke musim kemarau. Peralihan cuaca hangat dengan masih ada hujan, harus diantisipasi munculnya penyebaran demam berdarah.
Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah Yulianto Prabowo mengatakan pada awal Januari 2019 kemarin, di provinsi ini ada lima kabupaten/kota yang ditetapkan waspada demam berdarah. Hal itu terjadi, karena penderita demam berdarah yang meninggal dunia cukup banyak.
Menurutnya, masyarakat harus mulai menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggalnya. Terutama, tempat-tempat yang bisa dijadikan sebagai sarang nyamuk bertelur.
Yulianto menjelaskan, musim yang hangat sekarang ini merupakan waktu paling cocok bagi nyamuk-nyamuk bertelur dan berkembang biak. Sehingga, upaya pemberantasan sarang nyamuk (PSN) harus terus ditingkatkan.
“Pancaroba kalau sekarang ini dari musim hujan ke kemarau, dan yang harus kita waspadai adalah demam berdarah. Begini, dari musim hujan ke kemarau itu pertama cuacanya hangat dan perindukan nyamuk itu cocok. Kadang hujan dan kadang tidak itu memunculkan genangan-genangan air, yang dipakai sebagai tempat perindukan nyamuk. Sehingga, kita harus tetap waspada dengan demam berdarah,” kata Yulianto, baru-baru ini.
Yulianto lebih lanjut menjelaskan, mencegah penyebaran demam berdarah dengan melakukan fogging tidak efektif. Sebab, tidak hanya membunuh nyamuk dewasa, namun jika salah dosisi menyebabkan nyamuk menjadi kebal. Selain itu, asap dari fogging juga berbahaya bagi kesehatan.
“Pengendalian demam berdarah tidak cukup hanya dilakukan pemerintah saja, tapi yang penting adalah menciptakan kesadaran masyarakat untuk menekan pertumbuhan nyamuk. Yakni, dengan melakukan Gerakan 3 M Plus. Menguras tempat penampungan air, menutup rapat bak penampungan air agar tidak jadi tempat bertelur nyamuk. Serta, mendaur ulang barang bekas agar tidak menumpuk. Dan satu lagi plusnya, menanam tanaman penolak nyamuk dan memakai krim penolak nyamuk sebagai upaya pencegahan gigitan nyamuk,” jelasnya.
Oleh karena itu, lanjut Yulianto, masyarakat harus berperan aktif memantau jentik nyamuk di lingkungan tempat tinggal masing-masing. Dengan memantau jentik di dalam rumah, diharapkan tidak ada jentik nyamuk yang berkembang biak. (Bud)