Kurangi Anak Kecanduan Gawai, Meka Adipratama Sediakan Arena Bermain Anak di Kelurahan Salaman Mloyo

Tri Sanyoto (kanan)
Presiden Direktur Meka Group Joko Tri Sanyoto (kanan) bersama Camat Semarang Barat Heru Sukendar (tengah) dan Lurah Salaman Mloyo Retno Setyaningsih menemani dua orang anak bermain di arena bermain, Jumat (13/12).
Ikuti Kami di Google News

Semarang, Idola 92.6 FM – Kecanggihan teknologi yang ada dalam gawai, membawa dampak positif dan negatif bagi perkembangan anak-anak. Jika tidak terkendali, akan membuat anak-anak kecanduan bermain gawai dan lupa waktu.

Presiden Direktur Meka Group Joko Tri Sanyoto mengatakan karena banyak pemberitaan yang menyebut anak-anak kecanduan bermain gawai, membuat pihaknya menaruh perhatian khusus dengan menyediakan ruang bermain anak di Kantor Kelurahan Salaman Mloyo, Kota Semarang, Jumat (13/12).

Menurutnya, hal itu sebagai bentuk sumbangsih dan kepedulian terhadap masyarakat melalui program corporate social responsibility (CSR).

Joko menjelaskan, dengan penyediaan taman bermain anak ini diharapkan bisa menyelamatkan generasi penerus bangsa dari kecanduan gawai. Selain itu, taman bermain anak juga bisa menjadi tempat bersosialisasi dengan teman sebaya.

“Era digital ini sudah mengubah gaya hidup manusia, termasuk anak-anak. Era digital dengan berkembangnya gadget yang semakin murah, tentu saja membawa dampak. Ada dampak positif dan dampak negatif. Negatifnya apa? Kalau sampai kecanduan bagi anak-anak sekarang ini berbahaya sekali ya. Sehingga, kita arahkan dengan penyediaan arena bermain anak,” kata Joko.

Joko berharap, taman bermain juga membantu tumbuh kembang anak dengan baik.

Lurah Salaman Mloyo, Retno Setyaningsih menambahkan, pihaknya cukup senang ada perusahaan yang mau memberi perhatian dan peduli terhadap tumbuh kembang anak di lingkungan Salaman Mloyo. Sehingga, taman bermain yang ada bisa dimanfaatkan anak untuk mengembangkan kreativitasnya.

“Saya sudah lama ingin sekali menyediakan, dan Alhamdulillah sekarang terwujud. Dan di kelurahan itu memang harus ada ruang ramah anak, laktasi serta perpustakaan. Jadi, kalau ada bapak-bapak atau ibu-ibu yang mengurus surat-surat dan anak-anaknya bisa menunggu sambil bermain di ruang ramah anak,” ujar Retno.

Saat ini, jelas Retno, di wilayahnya ruang terbuka hijau baru mencapai 15 persen dari target 30 persen yang ditetapkan Pemkot Semarang. (Bud)

Artikel sebelumnyaSelesai Renovasi, Stadion Jatidiri Akan Dikelola Badan Khusus
Artikel selanjutnyaBagaimana Memanfaatkan Momentum Kenaikan IPM di Tengah Ancaman Kesenjangan dan Ketimpangan?