Semarang, 92.6 FM – KPU Jawa Tengah mencatat ada delapan orang anggota kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) di Jawa Tengah, dikabarkan meninggal dunia saat menjalankan tugas.
Komisioner KPU Jateng Paulus Widiyantoro mengatakan para anggota KPPS itu telah bekerja keras di hari pemungutan suara, hingga menyebabkan meninggal dunia. Pihaknya akan mengusahakan adanya santunan bagi anggota KPPS yang meninggal dunia, karena mengalami kecelakaan saat menjalankan tugas.
“Terkait dengan penyelenggara pemilu yang meninggal dunia maupun sakit karena melakukan tugas pada hari pemungutan suara, komisioner KPU sedang berpikir cara menyantuninya. Karena memang, kalau dari asuransi tidak ada. Maka, kami berinisiatif bersama-sama dan dibahas nasional. Kami akan kolektif menyantuni mereka. Tapi, dari KPU RI saya dengar juga berusaha untuk memberi santunan,” kata Paulus, Selasa (23/4).
Lebih lanjut menjelaskan, beban kerja para petugas KPPS sangat luar biasa. Mulai dari menyiapkan TPS sebelum hari H, hingga pemungutan dan penghitungan suara.
“Beban mereka akan bertambah, kalau ada masalah di tingkat kecamatan. Jadi, psikisnya juga terbebani,” jelasnya.
Bawaslu Jateng Catat Ada 93 Pengawas TPS Alami Musibah Saat Bertugas
Terpisah, Koordinator Divisi Humas dan Hubungan Antarlembaga Bawaslu Jawa Tengah Rofiuddin menyatakan beberapa petugas pengawas TPS yang ada di provinsi ini mengalami musibah saat menunaikan tugas pengawasan Pemilu 2019.
Menurutnya, data yang dihimpun menyebutkan jika ada 93 pengawas TPS di Jateng yang mengalami musibah. Bahkan, ada yang meninggal dunia.
Rofi menjelaskan, pengawas TPS yang meninggal dunia atas nama Muchtarom sebagai pengawas TPS B Desa Kalisemo, Kecamatan Loano, Kabupaten Purworejo dan Suroso pengawas TPS Desa Wironangan, Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo.
“Ada 93 pengawas pemilu di Jawa Tengah mengalami musibah saat melakukan tugas pengawasan. Rinciannya ada yang sakit, kecelakaan dan juga ada yang meninggal dunia. Kami melihat, bahwa proses pemilu kali ini prosesnya sangat luar biasa berat. Sehingga, tingkat kerumitannya juga tinggi. Akibatnya, banyak yang mengalami situasi kelelahan,” kata Rofi.
Lebih lanjut Rofi menjelaskan, beberapa bentuk musibah yang dialami pengawas TPS di antaranya pingsan di lokasi TPS karena kelelahan. Musibah lainnya adalah kecelakaan saat berangkat atau pulang usai pengawasan. (Bud)