Salatiga, Idola 92.6 FM – Perkembangan komoditas tanaman kopi di Provinsi Jawa Tengah tumbuh kian pesat. Saat ini, tercatat ada 12 kabupaten yang menjadi sentra kopi di Jawa Tengah.
Demikian dikemukakan Kepala Balai Perlindungan Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah, Ir Herawati, dalam acara Focus Group Discussion (FGD) Prospek dan Strategi Pengembangan Produk Komoditas Perkebunan Jawa Tengah yang diselenggarakan Dinas Pertanian dan Perkebunan Jawa Tengah, di Gedung Pertemuan Lab PHP Perkebunan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Tengah, Jl Hasanudin, Salatiga, Jumat (25/10/2019) pagi.
Dalam FGD sebagai pemantik diskusi yakni Herli Kurniawan (perwakilan Direktorat Perlindungan Perkebunan Kementerian Pertanian), Agung Prawoto (Lembaga Sertifikasi Organik, LSO Icert Agritama Internasional), Stefanus Wangsit (Aliansi Organik Indonesia), Handoko Banuaji P (Analis Pengembangan Bisnis UMKM Bank Jateng), dan Suranto (Dinas Ketahanan Pangan Jawa Tengah).
Menurut Herawati, walaupun dalam SK Menteri Pertanian di Jawa Tengah hanya ada 3 daerah yang ditetapkan sebagai sentra kopi, yakni Kab Semarang, Temanggung, dan Wonosobo. Namun, kini Jateng sudah memiliki 12 kabupaten yang menjadi sentra kopi.
“Hampir di semua kabupaten di provinsi Jawa Tengah, sudah mengembangkan tanaman kopi. Dan, sudah bersertifikat organik, tidak hanya difasilitasi oleh pemerintah namun juga secara mandiri,” ujar Herawati yang juga ketua panitia acara FGD dengan tema “Dengan Pengembangan Produk Organik Komoditas Perkebunan Meningkatkan Nilai Tambah dan Kesejahteraan Petani” ini.
Herawati menambahkan, dari tahun 2015 hingga 2019, Ditjen Perkebunan Kementerian Pertanian sudah memfasilitasi pembinaan, pendampingan, hingga sertifikasi organik SNI maupun luar negeri. “Tercatat, sudah ada 9 kelompok yang sudah tersertifikasi,” ujarnya.
Acara ini turut dihadiri pemangku kebijakan dan pelaku komoditas perkebunan di Provinsi Jawa Tengah. Mereka antara lain beberapa perwakilan dari unsur Direktorat Perlindungan Perkebunan Kementerian Pertanian, Dinas Pertanian dan Perkebunan Jawa Tengah, Aliansi Organik Indonesia, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov Jateng, Dinas Ketahanan Pangan Prov Jateng, praktisi dan pelaku kopi, gapoktan, kelompok petani gula dan kopi dari 12 kabupaten, dan kepala dinas pertanian kabupaten/ kota sentra kopi dan gula kelapa.
“Tujuan FGD ini antara lain mengidentifikasi spek dan strategi produk perkebunan, inventarisasi permasalahan, dan mencari solusinya,” katanya.
Selain itu, acara ini digelar dalam rangka mendukung dan mendorong usaha pengembangan produk organik komoditas kopi dan gula kelapa. Harapannya, kegiatan-kegiatan kopi dan gula kelapa yang ada di Jateng bisa ter-ekspose.
“Kopi di Jawa Tengah sebenarnya sudah lama. Sudah tua. Tetapi, booming-nya baru saja. Sehingga, kalah dengan daerah lain,” tandasnya. Acara juga diisi dengan pameran produk kopi dari petani binaan Dinas Perkebunan Jawa Tengah. (her)