Kenalkan Seni Budaya Wayang, BCA dan Dinas Pendidikan Jateng Gelar Wayang for Student 2019

Wayang for Student 2019
Sejumlah siswa mendengarkan cerita wayang yang dibawakan mentor dalam acara Wayang for Student 2019 di Majapahit Convention Center, Selasa (19/11).
Ikuti Kami di Google News

Semarang, Idola 92.6 FM – Sebanyak 100 pelajar yang berasal dari lima sekolah di Kota Semarang, terlibat dalam pementasan Wayang for Student 2019 dengan tema “Gathutkaca Krida” di Majapahit Convention Center, Selasa (19/11). Kegiatan tersebut diinisiasi BCA melalui program Bhakti BCA, bekerja sama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah.

Executive Vice President CSR BCA Inge Setiawati mengatakan pihaknya berupaya untuk melestarikan ragam budaya dan kesenian Tanah Air, dengan mengenalkan kepada para generasi milenial. Untuk di Kota Semarang, pihaknya mengajak siswa-siswi dari 10 sekolah menikmati pagelaran wayang sekaligus mengenal kesenian wayang peninggalan leluhur.

Inge menjelaskan, para siswa yang dilibatkan itu mulai dari jenjang sekolah dasar (SD) hingga jenjang sekolah menengah atas (SMA). Dengan pengenalan budaya dan kesenian wayang kepada generasi milenial ini, diharapkan muncul dan berkembang ketertarikan untuk melestarikan budaya bangsa.

Menurutnya, dengan pesatnya kemajuan di bidang teknologi digital sekarang ini jangan sampai budaya bangsa sendiri terlupakan.

“Dukungan dari pemerintah daerah setempat dan juga dari kalangan pendidikan cukup luar biasa. Memang kelihatan, bahwa anak-anak di Semarang sangat kreatif dan inovatif. Karena itulah, kami untuk Wayang For Studen 2019 kembali ke Semarang. Wayang ini kalau Semarang yang kali kelima. Kalau dari BCA sendiri, kami ingin melestarikan budaya ini,” kata Inge.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng Jumeri menambahkan, wayang merupakan salah satu dari delapan elemen budaya yang masuk dalam daftar warisan budaya tak benda dari Unesco pada 2003 lalu.

Oleh karena itu, lanjut Jumeri, melalui kegiatan yang diinisiasi BCA lewat program Bhakti BCA sangat penting dalam membina dan melestarikan kebudayaan leluhur.

“Ya ini kegiatan yang sangat penting. Karena, sebagai bagian dari kebudayaan sering kali kebudayaan itu menjadi tidak penting. Padahal, dalam era sekarang ini ketika kita mengejar keunggulan bangsa ini dan menghadapi revolusi industri 4.0 orang hanya sering mengejar target yang matematis kuantitatif,” ujar Jumeri.

Dirinya berharap, para generasi muda sekarang tidak sampai melupakan budaya leluhur yang memiliki pesan moral cukup tinggi. (Bud)

Artikel sebelumnyaPolda Jateng Ajak Masyarakat Melapor Jika Jadi Korban Investasi Bodong
Artikel selanjutnyaMentan Ingin Daerah Bisa Tiga Kali Ekspor Komoditas ke Luar Negeri